Budaya dan Kearifan Lokal di Kampung Majapahit Bejijong

Desa Wisata Kampung Majapahit Bejijong dikenal memiliki potensi wisata sejarah, budaya dan sejarah yang beragam
Desa Wisata Kampung Majapahit Bejijong tawarkan sensasi berwisata sambil menikmati suasana kerajaan. Sumber Foto: Dok. Pribadi
Desa Wisata Kampung Majapahit Bejijong tawarkan sensasi berwisata sambil menikmati suasana kerajaan. Sumber Foto: Dok. Pribadi

Desa Wisata Kampung Majapahit Bejijong adalah desa wisata yang menjadikan seni, budaya, sejarah dan alam ke dalam industri kreatif. Terletak di Kecamatan trowulan, Kabupaten Mojokerto, desa ini dikelilingi oleh berbagai macam situs peninggalan Kerajaan Majapahit yang pernah berjaya pada tahun 1400 M. Desa Wisata Kampung Majapahit Bejijong dikelola dengan konsep One Village Multi Product sehingga membuat satu paket wisata terangkum dalam satu lokasi.

MOJOKERTO – Desa Wisata Kampung Majapahit Bejijong dikenal memiliki potensi wisata sejarah, budaya dan sejarah yang beragam. Desa yang masuk ke peringkat 50 besar ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 ini mengandalkan wisata budaya peninggalan Kerajaan Majapahit. 

Desa Wisata Kampung Majapahit Bejijong merupakan salah satu desa pengembangan Kampung Majapahit yang memiliki potensi wisata situs Kerajaan Majapahit dan juga potensi ekonomi kreatif. Situs Kerajaan Majapahit yang ada di Desa Bejijong memiliki nilai kultural tinggi dan terdiri dari beberapa cagar budaya peninggalan Kerajaan Majapahit seperti candi, makam dan lain-lain. 

Potensi tersebut mengundang banyak wisatawan dari dalam maupun luar negeri yang berkunjung. Hal tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Bejijong untuk membuka peluang usaha dan memutar roda perekonomian keluarga dengan mengembangkan usaha ekonomi kreatif.

Candi Brahu maupun Petilasan Siti Inggil (petilasan Raden Wijaya) merupakan salah destinasi yang sering dikunjungi wisatawan untuk napak tilas jejak kekuasaan Kerajaan Majapahit pada masanya. Berikut, Maha Vihara Majapahit dengan patung Budha Tidur ikoniknya yang menjadi jujukan para pelancong dari berbagai daerah.

Selain mendapatkan wisata edukasi, para pengunjung juga bisa merasakan langsung suasana khas kerajaan yang guyub dan syahdu. Hal inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke desa wisata tersebut. 

Ibarat pepatah berkata sekali kayuh dua tiga pulau terlampaui, hal yang dapat menggambarkan pengalaman berwisata di Desa Wisata Kampung Majapahit Bejijong. Mengusung konsep desa wisata one village multi product, setiap wisatawan akan mendapatkan paket wisata berbasis seni budaya, sejarah, alam, dan industri kreatif sekaligus.

Namun, dalam merintis wisata berbasis masyarakat ini, ternyata telah melewati proses panjang untuk bisa menggerakkan roda perekonomian masyarakat desa setempat. Mulai diinisiasi sejak tahun 2006 dan proyek pengambangan desa wisata ini baru terealisasi di tahun 2021.

Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, Desa Wisata Kampung Majapahit Bejijong terletak di pusat Ibu Kota Majapahit. Berkat kekuatan komitmen dan manajemen yang tepat, kini desa wisata tersebut dapat menarik minat berkunjung wisatawan dari berbagai negeri. 

“Potensi dimiliki memang dari masyarakat. Mulai dari homestay, pengrajin batik dan cor kuningan, ada juga Situs Siti Inggil yang di dalamnya terdapat petilasan Raden Wijaya, raja pertama di Kerajaan Majapahit, Candi Brahu, dan patung Buddha Tidur terbesar ke-3 di dunia,” kata warga Desa Wisata Kampung Majapahit Bejijong, Listyanto Tera Augustia, Jum’at (5/4/2024).

Budaya dan Kearifan Lokal di Kampung Majapahit Bejijong
Patung Buddha Tidur di Desa Wisata Kampung Majapahit Bejijong merupakan patung buddha terbesar ketiga di dunia. Sumber Foto: Dok. Pribadi

Objek Wisata Patung Budha Tidur

Desa Wisata Majapahit Bejijong memiliki beragam daya tarik bagi wisatawan, salah satunya adalah Patung Buddha Tidur.  Patung yang dibalut dengan warna emas ini memiliki panjang 22 meter, lebar 6 meter, dan tinggi 4,5 meter. 

Patung Buddha Tidur ini diketahui menjadi Patung Buddha terbesar ke-3 di dunia setelah Thailand dan Nepal. Patung ini berada di dalam kompleks Maha Vihara Mojopahit dan sepintas mengingatkan pengunjung akan patung Buddha Tidur di Wat Pho, Thailand.

Pada sekeliling patung terdapat relief tentang perjalanan Buddha dalam mengajarkan dharma (pada bagian depan), dan mengenai hukum sebab akibat atau hukum karma (pada bagian belakang). Dahulu pada bagian bawah patung bisa digunakan untuk bermeditasi oleh pengunjung, namun sekarang sudah tidak lagi.

Pengunjung hanya diperbolehkan melihat dengan pagar sebagai pembatas bagi pengunjung. Konstruksi patung ini diketahui terbentuk dari beton yang kemudian dilapisi kuningan.

Patung Buddha Tidur ini, menjadi ikon pada Ritual Pradaksina yaitu prosesi mengelilingi Patung Buddha, jelang Puncak Purnama peringatan Waisak. Patung berwarna emas itu menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Jawa Timur.

Tidak hanya itu, dalam waktu-waktu tertentu, pengunjung juga dihibur dengan pertunjukan live musik gamelan jawa yang berasal dari warga desa setempat. Pertunjukan seni ini semakin menambah nuansa syahdu menikmati kemegahan Patung Buddha Tidur.

“Ini merupakan salah satu wujud uri-uri budaya yang dilakukan untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan,” ucapnya. 

Pengunjung yang ingin menikmati wisata ini akan dikenakan biaya tiket sebesar Rp 5.000 untuk dewasa dan Rp 3.000 untuk anak anak. Harga tiket yang cukup terjangkau bagi pengunjung untuk bisa menikmati kemegahan patung berwarna emas yang menggambarkan wafatnya Buddha Gautama. 

Selain Patung Buddha Tidur, desa wisata ini juga memiliki banyak patung Buddha yang tersebar di area Maha Vihara Mojopahit, miniatur Candi Borobudur, dan pohon maja. Konon, buah maja yang pahit merupakan asal usul nama Majapahit. 

Budaya dan Kearifan Lokal di Kampung Majapahit Bejijong
Candi Brahu, salah satu situs peninggalan Kerajaan Majapahit yang dulunya digunakan sebagai tempat pemakaman raja-raja. Sumber Foto: Dok. Pribadi

Candi Brahu, Situs Bersejarah Peninggalan Kerajaan Majapahit

Candi Brahu merupakan salah satu situs bersejarah yang ada di kawasan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Lokasinya berada di Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan yang berjarak sekitar 2 Km ke dari jalan raya Mojokerto-Jombang.

Candi Brahu merupakan Candi peninggalan Budha yang diperkirakan berusia lebih tua dibandingkan kerajaan Majapahit. Sumber sejarah menyebutkan bahwa Candi Brahu digunakan hanya sebagai tempat untuk sembahyang.

Candi Brahu sudah ada ketika Majapahit dipimpin oleh Hayam Wuruk, dan bahkan candi ini sudah ada ketika masa pemerintahan Raja Brawijaya I. Oleh sebab itu, Sejarah Candi Brahu diperkirakan candi yang pertama kali dibangun di situs sejarah di Trowulan.

Menurut masyarakat sekitar, pada zaman dahulu candi ini digunakan sebagai tempat untuk membakar jenazah raja-raja Majapahit, dari Raja Brawijaya I hingga raja brawijaya IV. Namun, hasil penelitian menyebut tidak menemukan bekas abu sisa pembakaran jenazah tersebut. 

Tidak jauh dari candi Brahu terdapat Candi Gentong, Candi gedong, dan Candi Tengah. Candi gentong terletak hanya sekitar 360 meter dari Candi Brahu. Sedangkan Candi Gedong dan candi tengah sudah tidak tersisa lagi.

Pengunjung bisa menikmati nuansa yang asri dan sejuk khas suasana kerajaan zaman dahulu dengan membayar tiket registrasi seharga Rp. 3.000 per orang. Operasional Candi Brahu sendiri sudah bisa dikunjungi dari jam 08.00 pagi hingga 16.00 sore.

Masyarakat di sekitar situs trowulan dan khususnya di area sekitar candi Brahu masih sangat menghargai kebudayaan leluhurnya. Kehidupan masyarakat sekitar Candi Brahu juga sangat taat terhadap agama yang mereka anut.

Rute menuju candi Brahu tidaklah sulit karena dekat dengan jalan nasional. Wisatawan yang ingin berkunjung bisa melalui Jalan Raya Mojokerto-Jombang, kemudian tepat di depan kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Provinsi Jawa Timur, masuk ke gang kecil sejauh 1,8 KM dan Candi Brahu berada di sebelah kanan dari jalan tersebut.

Budaya dan Kearifan Lokal di Kampung Majapahit Bejijong
Wisatawan bisa menikmati paket wisata bermimpi satu malam di rumah Kerajaan Majapahit dengan menginap di Homestay yang dikelola oleh masyarakat sekitar. Sumber Foto: Dok. Pribadi

Wisata Bermimpi Satu Malam di Rumah Kerajaan Majapahit

Setelah mengitari pusat kerajaan majapahit, wisatawan dihidangkan paket wisata bermukim di kampung majapahit. Jika biasanya menginap di kamar hotel berbintang, kali ini Desa Wisata Bejijong menyuguhkan homestay Rumah Majapahit yang memiliki interior rumah seperti di masa-masa kerajaan.

Bangunan arsitektur majapahit merupakan daya tarik karena unik dan khas. Wisata ini memberikan pengalaman seolah olah anda berada di zaman Majapahit. 

Tak lupa sensasi bermalam di bumi Majapahit melengkapi perjalanan pesona di bumi Kerajaan Majapahit. Balutan kehangatan kearifan lokal warga setempat menjadikan kampung ini ramah bagi wisatawan. 

Kini, terdapat 50 homestay milik warga yang siap huni dan  dibanderol dengan harga mulai dari Rp 180 ribu. Namun, masih ada paket lain yang bisa dipilih wisatawan jika hendak berkunjung ke sana.

“Yang perlu dirasakan para wisatawan adalah bisa merasakan atmosfer Majapahit dan bagaimana keramahtamahan masyarakat kami kepada wisatawan. Seluruh masyarakat siap menyambut para wisatawan, karena kini masyarakat sudah benar-benar sadar terhadap desa wisata,” jelasnya.

Tidak sedikit jajaran kementerian dan kepala daerah turut ingin merasakan suasana majapahitan di Desa Bejijong ini. Kunjungan rata-rata dari luar kota, mulai dari Pemerintah Lumajang, Gresik, Surabaya, Jakarta bahkan wisatawan mancanegara telah merasakan menginap di sini.

“Dengan beberapa paket wisata yang ada, para pengunjung bisa menikmati atmosfer Majapahit, suasana senja di Majapahit,” sebutnya.

Jam Operasional dan Harga Tiket

Wisatawan yang ingin berkunjung ke objek wisata yang ada di Desa Wisata Kampung Majapahit Bejijong mulai dari pukul 07.30 WIB hingga 17.00 WIB. Operasional desa wisata ini berjalan setiap hari kecuali pada hari-hari libur nasional maupun hari-hari keagamaan tertentu. 

Pengunjung disarankan untuk bisa datang langsung ke lokasi Desa Wisata Kampung Majapahit Bejijong untuk merasakan pengalaman unik dan langka dalam berwisata. Disarankan bagi pengunjung agar bisa membawa rombongan baik keluarga maupun rekan kerja karena keseruan wisata ini akan bertambah bisa dilakukan dengan banyak orang.

Harga tiket sendiri tergantung pada objek wisata apa yang ingin dituju oleh masyarakat. Konsep one village multi product diterapkan desa ini dengan memberikan bundling paket wisata heritage dan edukasi kepada wisatawan.

Wisatawan bisa menikmati atraksi wisata telusuri tanah kerajaan majapahit hanya dengan membayar Rp. 10.000. Paket menginap di homestay milik warga sekitar yang dibandrol dengan harga mulai dari Rp. 180.000.

Paket wisata lainnya yaitu paket wisata menari di bumi majapahit. Cukup membayar Rp. 10.000 saja wisatawan bisa belajar mengenai tarian tradisional yang ada di Bumi Majapahit.

Pengelola juga menawarkan paket wisata pembuatan souvenir kriya logam yang mendemonstrasikan kepada wisatawan bagaimana cara mengolah logam menjadi kerajinan. Hanya dengan membayar Rp. 10.000, wisatawan bisa merasakan bagaimana serunya belajar membuat kerajinan serta bisa membeli sebagai oleh-oleh.

Pengelola Desa Wisata Kampung Majapahit Bejijong

Pengelolaan wisata di Desa Wisata Kampung Majapahit Bejijong dilakukan secara bersama-sama dengan bantuan penuh dari pihak pemerintah desa. Potensi wisata yang besar dimanfaatkan oleh Pemerintah Desa Bejijong untuk membangun perekonomian masyarakat. 

’’Oleh karena itu, perlu diimbangi dengan pengembangan SDM yang baik agar visi dan misi menjadi desa wisata berjalan dengan baik juga,’’ ungkapnya.

Konsep pengelolaannya dilakukan dengan mengembangkan beragam event pendukung wisata agar bisa menarik wisatawan lebih luas lagi. Salah satunya dijalankan dengan konsep bertajuk Bejijong Culture yang mengemas potensi wisata desa secara menyeluruh. 

Fokusnya tak lain untuk melestarikan dan mempertebal kearifan lokal warisan leluhur. Event yang digelar setiap bulan ini juga tujuannya untuk mengembangkan SDM yang dimiliki agar pengelolaan wisata bisa berjalan dengan baik. 

Kerjasama yang kuat antara pemerintah desa bersama dengan masyarakat dalam mengelola sektor pariwisata diyakini akan memberikan dampak yang luas kepada masyarakat. Terutama dalam menggerakkan roda perekonomian selain mengandalkan sektor formal lainnya. 

’’Karena ketika desa wisata semakin berkembang dengan baik, kesejahteraan masyarakat akan semakin baik pula. Apalagi, BUMDes yang ada saat ini juga terus berkembang semakin baik,” tuturnya. 

Rute Menuju Desa Wisata Kampung Majapahit Bejijong

Desa Wisata Kampung Majapahit Bejijong terletak di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Akses menuju desa wisata tersebut cukup mudah karena letaknya berdekatan dengan jalan nasional. 

Wisatawan yang ingin berkunjung bisa datang menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Jaraknya juga cukup dekat dari Kota Surabaya yaitu sekitar 50 KM sebelah selatan Kota Surabaya.

Wisatawan yang membawa kendaraan pribadi bisa langsung menuju alamat desa wisata tersebut yang berada di Jln. Candi Brahu No. 75, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Wisatawan yang datang dari luar kota bisa menggunakan beragam moda transportasi untuk menuju ke desa tersebut. 

Alternatif transportasi umum yang bisa ditempuh wisatawan luar kota yaitu kereta, bus dan pesawat. Jika menggunakan pesawat, wisatawan bisa turun di Bandar Udara Juanda surabaya, selanjutnya bisa lanjut menggunakan bus umum dengan tujuan mojokerto dan bisa langsung turun tepat di depan gang Desa Wisata Bejijong. 

Wisatawan yang menggunakan bus bisa turun di Terminal Bungurasih Surabaya untuk kemudian oper bus dengan tujuan Mojokerto. Untuk yang menggunakan moda transportasi kereta api, wisatawan bisa turun di stasiun kereta api Kota Mojokerto kemudian bisa lanjut menggunakan angkutan umum ataupun ojek online untuk langsung menuju ke lokasi.

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di: