Site icon Kolom Desa

Gus Halim: Agenda Antisipasi Perubahan Iklim Harus Melibatkan Masyarakat Desa

Abdul Halim Iskandar (Mendes PDTT). Sumber foto: Humas Kemendes

Abdul Halim Iskandar (Mendes PDTT). Sumber foto: Humas Kemendes

JAKARTA – Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menekankan bahwa setiap upaya dalam mengantisipasi perubahan iklim di Indonesia harus melibatkan masyarakat desa. Hal ini dikarenakan total 91 persen wilayah Indonesia berada di desa.

Menteri yang akrab disapa Gus Halim tersebut juga mengimbau setiap kementerian/intansi serta mitra pembangunan desa, termasuk lembaga donor seperti Bank Dunia (World Bank) untuk aktif melibatkan masyarakat desa dalam setiap agenda antisipasi perubahan iklim. Hal tersebut ia paparkan mengingat masyarakat desa berperan sebagai aktor utama yang merasakan semua fenomena yang terjadi, termasuk perubahan iklim.

“Kita enggak pernah membayangkan Dubai seperti itu banjir yang sangat besar, kita dulu dengar tentang gempa biasanya dari Jepang tapi juga ternyata beberapa kali di Indonesia terjadi gempa,” papar Gus Halim saat memberikan Keynote Speech dalam diskusi bertema Dimensi Sosial Perubahan Iklim di Indonesia di Soehanna Hall Gedung Energy, Jakarta pada Rabu (24/4/2024).

Menurutnya, semua sangat mungkin terjadi, perubahan iklim sudah terjadi dan perlu langkah pasti. Tidak menutup kemungkinan, lanjutnya, ke depan Indonesia punya musim salju dan musim semi. Semua bisa terjadi, jadi perlu diantisipasi.

Dalam konteks ini, Gus halim menjelaskan bahwa paradigma yang lebih cocok bagi warga desa ialah aksi-aksi tanggap perubahan iklim, bukan paradigma desa yang mempengaruhi perubahan iklim itu sendiri.

“Karena posisi desa adalah posisi penerima bukan pembikin, bukan yang menciptakan tapi posisi penerima pun jika diakumulasi akan menjadi variable independent bukan dependent,” imbuh Gus Halim.

Hal tersebut disambut positif oleh pihak World Bank sebagai salah satu mitra pemerintah Indonesia. World bank menilai Kemendes PDTT serius mengerahkan sumber daya manusia (SDM) dengan kapasitas yang lebih baik, demi tercapainya pembangunan nasional dan pengentasan kemiskinan di Indonesia.

Acting World Bank Country Director for Indonesia and Timor Leste, Bolormaa Amgaabazar menyatakan bahwa partisipasi masyarakat desa dari berbagai wilayah Indonesia adalah kunci untuk mewujudkan berbagai upaya mitigasi bencana dalam perubahan iklim.

“Mendukung arahan bapak menteri dan mengajak desa-desa untuk berpartisipasi secara langsung dalam diskusi mengenai adaptasi dan ketahanan iklim ini,” tutur Bolormaa Amgaabazar melalui sambutannya.

Sementara itu, perubahan iklim merupakan hal yang disadari Gus Halim dan akan mengubah kondisi masyarakat desa. Oleh karena itu, ada beberapa poin SDGs Desa yang sangat relevan dengan persoalan hari ini.

Di antaranya, SDGs Desa ke-13 Desa Tanggap Perubahan Iklim, SDGs Desa ke-1 Desa Tanpa Kemiskinan, SDGs Desa ke-12 Konsumsi dan Produksi Desa Sadar Lingkungan, SDGs Desa ke-14 Desa Peduli Lingkungan Laut, dan SDGs Desa ke-15 Desa Peduli Lingkungan Darat.

Hadir dalam diskusi tersebut Sekretaris Jenderal Kemendes PDTT Taufik Madjid, Ketua Tim Reguler Dana Bagi Hasil Non SDA Kemenkeu Mariana Diah Safitri, World Bank Senior Social Development Specialist Jessica Ludwig Maaroof, World Bank Senior Natural Resources Management Specialist Dayu Nirma Amurwanti, Coastal Resilience Senior Manager Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) Mariski Nirwan, dan Pembina Komunitas Swabina Pedesaan Salassae (KSPS) Armin Salassa sebagai panelis diskusi.

Selain itu juga hadir World Bank Senior Social Development Specialist Emcet Oktay Tas dan World Bank Social Development Specialist Hannah Jane Duncan yang memaparkan presentasi secara visual tentang topik hari ini yaitu Dimensi Sosial Perubahan Iklim di Indonesia.

Penulis: Habib Az

Editor: Rizal Kurniawan

Exit mobile version