PALEMBANG – Importir Tiongkok dan Kamboja optimistis akan memperbanyak impor komoditas kopi pangaralam dari Sumatera Selatan agar dipasarkan ke negaranya.
Hal itu disampaikan Tim Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sumatera Selatan saat mendampingi importir asal Tiongkok saat meninjau ketersediaan barang di kebun kopi Kota Pagaralam, pada Sabtu (19/4/2024).
“Beberapa hari ini saya bersama Ketua Tim Karantina Tumbuhan Setyawati mendampingi rombongan importir dari dua negara yakni Tiongkok dan Kamboja untuk melihat langsung kebun, sistem pergudangan (warehouse) dan pengolahan kopi petani Pagaralam yang akan dijadikan mitra kerjasama perdagangan antar negara itu,” tutur Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sumsel Kostan Manalu, di Palembang, Senin (22/4/2024).
“Sebelumnya importir dari kedua negara tersebut sudah menjadwalkan vanili dari Desa Cacar, Kabupaten Musi Rawas dan kink impor kopi dari Pagaralam menjadi tujuannya,” ucapnya.
Menurutnya, Tim Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Sumsel siap memfasilitasi para petani dari hasil produksinya agar petani tidak menghadapi masalah karantina atau notifikasi ketidaksesuaian (notification of non-compliance) di negara tujuan ekspor.
“Tim kami juga memfasilitasi ekspor komoditas lain seperti rempah-rempah, daun kelor dan lainnya,’ ucapnya.
Ia menambahkan, seperti diketahui Tiongkok mengalami perubahan gaya hidup sehingga kopi dijadikan konsumsi sehari-hari.
Hal tersebut menjadi peluang besar bagi perdagangan antar negara. Kopi yang dihasilkan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya dan dijaga kualitasnya sehingga berdampak pada perekonomian masyarakat.
Penulis: Attori Alfi Shahrin
Editor: Danu