PADANG – Kegiatan Expedisi Rupiah Berdaulat yang dipelopori Bank Indonesia (BI) diharapkan membantu percepatan produktivitas ekonomi warga desa di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) khususnya Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Hal ini disampaikan Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Sumbar ARRY Yuswandi.
“Peredaran uang di Mentawai tidak lain sebagai upaya bergeraknya perekonomian,” ucapnya di Padang, Jumat (19/4/2024).
Arry menjelaskan, transaksi di daerah terluar Indonesia tersebut masih bersifat tunai. Adanya expedisi tersebut masyarakat akan terbantu dalam bertransaksi.
“Pemprov Sumbar mengapresiasi jajaran Bank Indonesia yang bersinergi dengan TNI AL dalam menjalankan expedisi ini,” tuturnya.
Harapannya, Expedisi Rupiah Berdaulat pada tahun 2025 bisa lebih besar dalam mengedarkan mata uang rupiah dibandingkan tahun 2024 sebesar Rp3 miliar.
“Untuk hari ini mata uang yang diedarkan sebesar Rp3 miliar dan untuk kedepannya akan tambah besar lagi dengan catatan ekonomi di Mentawai semakin meningkat,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala BI Perwakilan Sumbar Endang Kurnia Saputra mengatakan Expedisi Rupiah Berdaulat akan mengedarkan uang pecahan baru atau layak edar sejumlah Rp3 miliar ke Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Kegiatan Expedisi Rupiah Berdaulat senyatanya untuk menjaga kedaulatan rupiah di seluruh penjuru wilayah termasuk daerah terluar Indonesia.
“Jangka pendek expedisi ini bertujuan mengedarkan uang baru kepada masyarakat,”
Eks Deputi Kepala Perwakilan BI DKI Jakarta tersebut menjelaskan Mentawai dipilih dikarenakan transaksi tunai di Bumi Sikerei (julukan Mentawai) tergolong tinggi.
Maka dari itu, melalui Expedisi Rupiah Berdaulat, BI Provinsi Sumbar berharap proses transaksi tunai terus berjalan lancar tanpa ada kendala seperti kerusakan uang yang dipakai dan lainnya sebagainya.
Penulis: Attori Alfi Shahrin
Editor: Danu