MEDAN – Kementerian Agama Sumatera Utara (Sumut) mendukung optimalisasi bonus demografi dengan melakukan pencegahan stunting (kekerdilan) pada kaum Ibu dan Balita.
Dukungan ini untuk mewujudkan pertumbuhan penduduk agar memiliki gizi yang seimbang, sehingga dapat memangkas angka stunting baik tingkat provinsi maupun kabupaten.
“Percepatan penurunan angka stunting di Sumatera Barat merupakan langkah optimalisasi bonus demografi” tutur Kepala Kanwil Kemenag Sumut, Ahmad Qosbi di Medan, Senin (25/3/2024).
Dalam hal itu, Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) tentang pencegahan stunting di Kota Medan juga dilakukan oleh Kanwil Kemenag Sumatera Utara bersama Remaja usia 15-18 tahun.
Langkah ini merupakan bagian dari pada rapat kerja daerah dengan program Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting tingkat Provinsi Sumatera Utara.
Penurunan angka prevalensi stunting 2,2 persen pada tahun 2023 menyentuh 18,9 persen. Angka tersebut mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya yakni 21,1 persen. Keberhasilan tersebut tidak terlepas upaya yang terus dilakukan Pemerintah Provinsi Sumut.
Sementara itu, pada tahun 2022 penurunan angka prevalensi stunting cukup signifikan yakni mencapai 4,7 persen dari 25,8 persen hingga pada tahun 2021 menyentuh 21,1 persen.
“Kemenag Sumatera Utara terus berupaya menjalankan perkembangan penduduk kedepan,” ujar ahmad.
Tavip Agus Rayanto, Sekretaris Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional menyampaikan penyumbang stunting di Indonesia salah satunya Provinsi Sumatera Utara.
Pihaknya mengatakan Provinsi Sumut akan terus berbenah untuk penurunan angka stunting guna mendukung optimalisasi bonus demografi dan peningkatan sumber daya manusia.
“Tahun 2024 cita-cita kita bisa tercapai dengan pengoptimalan bonus demografi menuju Indonesia emas,” ujarnya.
Tavip menambahkan, alasan utama mengupayakan percepatan penurunan angka stunting agar anak-anak pada tahun 2045 bisa diberdayakan.
Penulis: Attori Alfi Shahrin
Editor: Danu
