JAYAPURA – Sebagai aksi kepedulian terhadap lingkungan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Papua menggelar Festival Angkat Sampah. Kegiatan tersebut berlokasi di kawasan lembah Emereuw, Dusun Konya Uncen bawah, Sabtu (9/3/2024).
Turut serta dalam kegiatan tersebut, para warga, LBH Papua, Pusaka, Walhi Papua, Papua Trada Sampah, KPKC Sinode GKI, Papuan Voices, dan Kork Papua.
“Kalau hujan satu sampai dua jam, pasti akan tergenang air bersamaan dengan sampah-sampah yang mengalir masuk. Hampir 20 tahun ada warga yang selalu membersihkan sungai dari sampah, kiriman dari bagian atas. Selama beberapa tahun terakhir ini selalu banjir akibat tersumbatnya pembuangan air yang masuk dalam tanah, selain itu jadi sarang nyamuk yang berakibat pada kesehatan warga setempat,” kata Maikel Primus Peuki, direktur Walhi Papua, Selasa (12/3/2024).
Ia juga menjelaskan kalau kegiatan pembersihan sampah mereka titikkan di daerah yang rawan banjir. Seperti daerah resapan air, rawa dan sumbatan air.
Dalam kesempatan itu, Walhi juga mendesak Pemkot Jayapura dan Pemprov Papua agar memperhatikan setiap pembangunan yang akan dikerjakan di lembah Emereuw. Mereka juga menuntut agar masyarakat wilayah tersebut dibangunkan rumah layak huni.
“Pemerintah kota dan Provinsi Papua harus perhatikan tuntutan masyarakat setempat yang terdampak, yakni pembangunan rumah layak huni, membangun tanggul tinggi jalur aliran air dan membuat penjaringan sampah agar dapat dibersihkan oleh petugas kebersihan dan dibuang ke tempat yang disediakan pemerintah,” Ujar Peuki.
Peuki menjelaskan, selama ini banjir masih sering terjadi karena banyaknya kiriman sampah melalui kali Konya. Dampaknya adalah kerusakan lingkungan yang mengancam warga banatara sungai.
“Terutama warga masyarakat yang berdomisili di dusun Konya RT 01/RW 02. Daerah ini selalu terancam kerusakan lingkungan yang sudah tidak bersih dan sehat lagi,” pungkasnya.
Penulis: Wahyu
Editor: Danu