MANGUPURA – Sejumlah 34 pelaku UMKM turut memeriahkan kegitan Festival Seni Budaya. Kegiatan itu digelar bersamaan dengan Pasar Majelangu di Desa Adat Kuta, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung.
“Pasar ini menjadi salah satu daya tarik utama festival, dengan partisipasi 34 tenant yang terdiri dari pelaku UMKM lokal,” kata Panitia Seksi Acara Festival Seni Budaya Desa Adat Kuta I Wayan Semara Putra, Rabu (13/3/2024).
I Wayan mengatakan jika Pasar Majelangu menjadi salah satu tradisi saat Ngembak Geni atau ikon perayaan setelah Nyepi di Desa Adat Kuta yang dilaksanakan di Pantai Kuta sebagai simbol kebersamaan masyarakat Kuta. Beragam produk ditawarkan di Pasar Majelangu, mulai dari pakaian, makanan, hingga minuman yang semuanya terletak tidak jauh dari Majelangu Stage.
“Sebanyak 34 tenant di Pasar Majalengu ini berasal dari UMKM warga adat Kuta dan non-adat Kuta. Mereka menjual clothing, makanan hingga minuman,” ujarnya.
Ia menjelaskan, festival yang berlangsung selama tiga hari sejak Minggu (10/3) lalu, telah menarik minat kunjungan luar biasa dengan rata-rata 2.000 orang per hari. Kunjungan didominasi oleh wisatawan mancanegara.
“Di hari terakhir, kunjungan pasti tambah ramai, mengingat juga akan menjadi malam puncak dari Grand Final Pemilihan Jegeg Bunga Desa serta pengumuman hasil lomba ogoh-ogoh,” paparnya.
I Wayan mengatakan Festival Seni Budaya Desa Adat Kuta yang dilaksanakan oleh Sabha Yowana Desa Adat Kuta di bawah support Desa Adat Kuta, BUPDA Desa Adat Kuta, LPD Desa Adat Kuta, LPM Desa Adat Kuta, pengusaha di wilayah Kuta, stakeholder dan dukungan Pemerintah Kabupaten Badung. Ia berharap, ke depan Festival Seni Budaya Desa Adat Kuta bisa berjalan lebih baik ke depannya.
“Saya harap kegiatan ini bisa tetap berjalan dan lebih meningkat baik dari segi konsep, penataan, visual dan kemasan yang tidak melupakan akar tradisi, tetapi tetap dapat diterima masyarakat global mengingat Desa Adat Kuta merupakan Centre Point dari pariwisata Bali,” harapnya.
Sementara itu, Bendesa Adat Kuta Komang Alit Ardana mengatakan Pasar Majelangu kali ini dilaksanakan lebih panjang menjadi dua hari. Hal itu dilakukan dari masukan dan harapan krama yang merindukan kegiatan yang sempat terhenti akibat pandemi.
“Sebelumnya Pasar Majelangu dilaksanakan hanya satu hari saat Ngembak Geni saja. Sekarang diperpanjang dua hari,” tuturnya.
Alit berharap dengan diperpanjangnya Pasar Majelangu dapat menjadi ajang promosi dalam meningkatkan kunjungan ke Kuta dan recovery ekonomi. Pelaku UMKM yang terlibat diharapkan dapat memperoleh rezeki lebih dan mampu memutar perekonomian desa.
Penulis: Fais
Editor: Habib