Flores Timur – Puluhan warga menyegel Kantor Desa Tenawahang, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), sejak Jumat (9/3/2024) hingga Selasa (12/3/2024). Mereka menuntut penjelasan terkait sejumlah program desa seperti tanam jagung dan pengadaan ternak babi yang karut-marut.
“Sekitar 60 orang (demonstran),” kata warga setempat, Andreas Belawa Sogen, Selasa (12/3/2024).
Pihaknya menduga ada yang tidak beres dalam program tanam jagung yang bergulir sejak 2020 hingga 2023. Indikasinya, terjadi pembengkakan biaya pengadaan bibit, pupuk, pestisida, dan mesin penggiling jagung.
“Selain itu, ada ketidakjelasan terkait akses pemasaran pasca panen yang mengakibatkan banyak masyarakat sangat kecewa karena tidak memberikan manfaat ekonomis untuk meningkatkan produktivitas petani,” ujarnya.
Andreas mengatakan keluhan lainnya adalah pengadaan 40 anak babi di Desa Tenawahang. Namun, hingga kini baru terealisasi 27 anak babi.
Selain itu, masyarakat juga mengeluhkan pembangunan Balai Tani dengan anggaran Rp 177 juta. Pembangunan tersebut dinilai sarat kepentingan politik karena terletak di Dusun Waidang yang berjarak 5 kilometer dari pusat Desa Tenawahang.
“Progres pembangunan sampai saat ini dinilai tidak sesuai RAB dibuktikan dengan kondisi fisik bangunan yakni belum ada urukan, lantai kasar, MCK, dan pintu. Padahal seharusnya batas waktu penyelesaian pada tanggal 31 Desember 2023,” urainya.
Sementara itu, Kepala Desa Tenawahang, Bernardus Belawa Sogen menjelaskan tidak tepatnya lokasi pembangunan Balai Tani. Hal itu disebabkan kepala seksi yang menangani proyek tersebut tidak masuk kantor dan statusnya kepegawaiannya tidak jelas.
Bernardus berharap seharusnya tidak ada penyegelan kantor Desa Tenawahang.
“Tindakan yang diambil berlebihan,” tandasnya.
Diketahui, pihaknya akan ke Larantuka untuk menjelaskan persoalan sesungguhnya kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Flores Timur. Dia juga berharap kantor desa bisa kembali dibuka.
Penulis: Fais
Editor: Habib