LUMAJANG – Petani kapulaga asal Desa Pagowan, Kecamatan Pasrujambe, Kabupaten Lumajang berhasil membudidayakan tanaman rempah-rempah berupa kapulaga. Adapun kapulaga hasil budidaya ini berhasil diekspor sebesar 17 ton ke Tiongkok atau senilai Rp 1,2 miliar.
“Kebutuhan untuk memasok ke Tiongkok masih butuh banyak sekali. Kapasitas panen kami maksimal hanya 17 ton itu dari lahan 10 hektare. Kalau dihitung-hitung, mereka butuh 100 ton lebih. Karena di sana kapulaga itu laris, toko-toko banyak menjual kapulaga,” kata Petani Kapulaga, Mulyadi, Rabu (27/12/2023).
Mulyadi menambahkan, komoditas kapulaga lebih laku keras di luar negeri. Sedangkan permintaan dalam negeri justru tidak melejit.
“Di Tiongkok, kapulaga terbaik sangat laku untuk industri farmasi,” ujarnya.
Ia menjelaskan, selama beberapa tahun terakhir, ritme permintaan kapulaga dari negeri di Asia Timur itu mengalami peningkatan. Apalagi sejak pandemi Covid-19 serta setiap musim dingin.
“Tetap konsisten menanam kapulaga ini. Sebab, permintaannya juga sangat banyak. Bisa dibilang tidak cukup memenuhi permintaan konsumen,” katanya.
Ia menambahkan, perawatan kapulaga ini dibilang cukup mudah. Hal itu yang membuat Mulyadi tetap bertahan menanam kapulaga tersebut.
“Dalam satu tahun bisa panen sebanyak empat kali,” tandasnya.
Penulis: Habib Az
Editor: Rizal