MAKASSAR – Badan Pengawas Pemilu Sulawesi Selatan (Bawaslu Sulsel) mewanti-wanti kepala desa (kades) untuk menjaga netralitas dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Hal ini mengingat persaingan sengit yang melibatkan para calon legislatif (caleg) maupun capres-cawapres sering menjadikan kades sebagai target utama untuk meraih dukungan dalam kontestasi politik lima tahunan.
“Para calon maupun tim pemenangan capres-cawapres kini berupaya membangun aliansi dan mendapatkan restu kades guna mengamankan dukungan kuat dari basis suara hingga ke pelosok desa,” ungkap Ketua Bawaslu Sulsel, Mardiana Rusli, Jum’at (8/12/2023).
Ia menyebut kegiatan kampanye di desa-desa menjadi semakin intens, dengan pertemuan-pertemuan terbuka, dan dialog interaktif. Berbagai kegiatan sosial yang dirancang untuk memenangkan hati masyarakat.
Dukungan dari kepala desa tentu dijadikan modal politik yang signifikan. Mengingat pengaruh dan kredibilitas yang dimiliki para kades di tingkat lokal.
Mardiana Rusli mengakui bahwa memang kepala desa menjadi basis mesin politik di Pemilu 2024. Sebagai langkah pencegahan bentuk pelanggaran netralitas kades, Mardiana instruksikan pengawas pemilu untuk mempelototi gerakan-gerakan para calon dan tim pemenangan.
“Karena kepala desa menjadi basis mesin politik yang paling dekat, kita ajak patroli ini sering bersilaturahmi dengan kepala desa,” tuturnya.
Mardiana berpendapat, banyak pengetahuan kepala desa terkait pelanggaran yang belum diketahui. Sehingga, ia menegaskan kepada semua bawaslu kabupaten/kota untuk tidak berhenti memberikan edukasi kepada perangkat desa.
“Kemungkinan kita juga akan bikin satu kegiatan di tingkat kecamatan terkonsolidasi dengan pemerintah daerahnya terkait dengan itu. Jadi kegiatan yang serupa juga dilakukan di daerah,” pungkasnya.
Penulis: Erdhi
Editor: Rizal