Jembatan Bambu di Desa Mrawan Diperbaiki Secara Swadaya

Jembatan bambu. Sumber foto: iStock.
Jembatan bambu. Sumber foto: iStock.

JEMBER Jembatan bambu yang terletak di Dusun Lengkong Barat, Desa Mrawan, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember mengalami kerusakan. Jembatan dengan ketinggian sekitar 25 meter dan panjang sekitar 30 meter itu menghubungkan desa setempat dengan Desa Karang Kedawung, Kecamatan Mumbulsari ini dan baru diperbaiki oleh warga secara swadaya.

 

“Beberapa hari sebelumnya sudah ada pengendara motor yang terperosok. Namun, tidak sampai terjatuh ke sungai. Oleh sebab itu, warga berinisiatif memperbaiki jembatan secara gotong royong. Setiap harinya, jembatan ini hanya bisa dilewati pejalan kaki dan premotor,” kata Ketua RT 3 Dusun Lengkong Barat, Desa Mrawan, Tuki, Kamis (23/11/2023).

 

Tuki mengatakan, jembatan itu salah satu akses utama warga Desa Mrawan menuju Dusun Plalangan, Desa Karang Kedawung. Dalam sehari, setidaknya ada seratus pengendara sepeda motor yang melewati jembatan ini.

 

“Kalau petani, orang yang kerja di perkebunan, terus orang yang nyari rumput di Karang Kedawung lewat sini,” katanya.

 

Tuki menjelaskan, perbaikan jembatan ini dilakukan secara swadaya, baik dalam bentuk anggaran maupun tenaganya. Tidak ada anggaran dari pemerintah.

 

“Setiap satu minggu sekali ada penarikan sumbangan ke masyarakat. Yang ditarik itu warga di Dusun Lengkong Barat sama Dusun Lengkong Toko,” jelasnya.

 

Menurutnya, jembatan ini selalu diperbaiki dalam tiga sampai empat tahun. Terkadang juga tidak menentu.

 

“Kalau memang bambunya sudah waktunya diganti, ya, diperbaiki. Kadang tidak sampai 3 tahun,” jelasnya.

 

Tuki menambahkan, jembatan ini dibangun dengan bahan bambu dan fondasinya dibangun dengan beton. Terdapat tiga fondasi beton yang menyangga jembatan, namun ada satu fondasi yang rusak diterjang banjir.

 

“Kalau tidak salah tahun 2022 banjirnya. Untungnya jembatan tidak sampai roboh,” ujarnya.

 

Tuki berharap pemerintah desa, kecamatan, maupun di atasnya memberikan bantuan. Bahkan, warga juga beberapa kali mengajukan permohonan anggaran, tetapi tidak pernah terkabulkan.

 

“Sudah bertahun-tahun mengajukan anggaran tapi tidak pernah turun dananya,” katanya.

 

Diketahui, jembatan ini dibangun pada tahun 1971 menggunakan bambu. Pada tahun 1992, jembatan dibangun tiga fondasi beton dan semua pembangunan menggunakan iuran atau swadaya warga setempat.

 

Penulis: Habib Az

Editor: Rizal

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *