DELI SERDANG – Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek Ristek Irini Dewi Wanti mengatakan kerja sama penting untuk melestarikan budaya yang berbeda. Sebab pemajuan kebudayaan membutuhkan kolaborasi.
“Kalau kita ingin melakukan pemajuan kebudayaan ya harus membutuhkan kolaborasi,” katanya, Kamis (16/11/2023).
Salah satu kolaborasi yang dilakukan Kemendikbudristek bertujuan pemajuan kebudayaan di tingkat desa adalah bersama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi. Kolaborasi dilakukan untuk semakin memperluas dampak positif program Kemendikbudristek, yaitu Pemajuan Kebudayaan Desa yang telah berlangsung sejak 2021.
Terpilih sebanyak 230 desa untuk mengikuti program tersebut. Kemudian melalui tiga tahapan pada tahun 2021 yaitu identifikasi potensi budaya desa, tahun 2022 yaitu pengembangan potensi budaya desa, dan tahun ini , pemanfaatan potensi budaya desa.
Masing-masing desa tersebut memiliki fasilitator atau pembimbing bernama Daya Desa yang bertugas untuk mendampingi masyarakat dalam upaya pemajuan kebudayaan di desa. Sebanyak 230 desa ini menjadi pilot project yang diharapkan melalui kolaborasi bersama Kemendes PDTT akan mampu memberi dampak positif terhadap desa-desa lain di Indonesia.
Sinergi juga dilakukan untuk memanfaatkan 36 ribu Tim Pendamping Profesional (TPP) yang dimiliki oleh Kemendes PDTT. Sehingga program Pemajuan Kebudayaan Desa juga bisa dirasakan oleh desa-desa lainnya.
Sebagai infromasi, Staf Ahli Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Bito Wikantosa menjelaskan kebudayaan merupakan modal penting dalam membangun desa karena potensi-potensi yang ada bisa mendorong kesejahteraan masyarakat setempat.
Penulis: Devi arp
Editor: Mukhlis