Pemerintah Tindaklanjuti Korban Longsor dan Kelaparan di Yahukimo

Menko PMK Blusukan ke Yahukimo, Pastikan Penanganan Korban Bencana Longsor, Sumber Foto: kemenkopmk.go.id
Menko PMK Blusukan ke Yahukimo, Pastikan Penanganan Korban Bencana Longsor, Sumber Foto: kemenkopmk.go.id

YAHUKIMOMenteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meninjau korban bencana dan kelaparan di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan. Upaya tersebut merupakan tindaklanjut dari penanggulangan bencana tanah longsor yang menimpa Distrik Anggruk dan Distrik Panggema.

 

Seperti diketahui sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Yahukimo telah menetapkan Status Tanggap Darurat Tanah Longsor di dua distrik tersebut. Dalam kunjungan itu, Muhadjir juga memastikan penanganan bencana kelaparan akibat dari gagal panen yang menimpa Distrik Amuma.

 

“Saya sudah kesana, penanganannya sudah bagus, baik yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten maupun provinsi, dan juga bantuan-bantuan yang datang dari pusat,” ujar Muhadjir, Jumat (10/11/2023).

 

Diketahui, selama 21 hari sejak 12 Oktober hingga 1 November 2023 Dilaporkan lebih dari 14.000 penduduk terdampak bencana tersebut. Sedangkan, 22 penduduk yang terdiri dari orang dewasa dan anak-anak meninggal dunia. Para korban tersebar pada 13 kampung di Distrik Amuma.

 

Muhadjir mengatakan, para korban yang terdampak bencana telah dibawa ke rumah sakit. untuk ditangani lebih intensif. Ia juga menyampaikan upaya tindaklanjut pasca pengiriman bantuan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

 

Lebih lanjut, dalam jangka pendek di daerah setempat akan dibangun lumbung sosial yang akan ditindaklanjuti oleh Kementerian Sosial. Sementara itu, BNPB akan menindaklanjuti tahap rehabilitasi dan rekontruksi rumah terdampak.

 

Upaya jangka panjang akan dilakukan dalam bentuk penyediaan varietas pangan dengan karakteristik lokal yang tahan terhadap cuaca ekstrem. Adaptasi teknologi tepat guna akan turut dilakukan dengan menggandeng perguruan tinggi dalam pengolahan bahan pangan. Dengan itu diharapkan masyarakat tidak bergantung pada masa panen.

 

“Harus ada solusi permanen, terutama untuk bencana kelaparan. Solusi permanen itu akan difokuskan untuk mengenalkan teknologi tepat guna di sektor pertanian, namun tetap mempertahankan kearifan lokal,” tandasnya.

 

Penulis: Ilham W
Editor: Danu

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *