WAIKABUBAK – Desa Wisata Tebara berada di Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur. Lokasinya berada di atas Perbukitan Pengadu, dan Wee Padenang.
Peninggalan yang masih dapat ditemui di Desa Wisata Tebara yakni berupa kebudayaan megalitikumnya, berbagai jenis benda yang terbuat dari batu, berdiri kokoh di antara hunian rumah adat yang ada di lokasi wisata itu.
Benda Megalitikum yang masih terawat itu terdiri dari kursi, meja, dan rumah adat Sumba. Potensi alam dan peninggalan itu membuat warga Desa Tebara memanfaatkan untuk tujuan destinasi wisata bagi wisatawan.
Berbagai upaya agar destinasi wisata di Desa Tebara dilakukan oleh warga, Pembangunan Rumah Adat Sumba diperbanyak hingga menjadi perkampungan, dengan bangunan khas Pulau Sumba.
Berkat potensi dan upaya warga untuk mengembangkan dan merawat peninggalan di Desa Tebara. Pada tahun 2017, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumba Barat menetapkan Desa Tebara sebagai desa wisata.
“Desa Wisata Tebara akan menjadi lokomotif perubahan ekonomi di desa. Ke depan Desa Wisata Tebara akan Subjek utama pembangunan di desa dalam hal terbukanya lapangan kerja dan bergeliatnya ekonomi kerakyatan lewat Bumdes,” ucap Kepala Desa Tebara Marthen Ragowino Bira pada Senin (14/11/2023).
Miliki Rumah Adat Sumba yang Memiliki Filosofis
Destinasi Wisata yang jadi primadona di Desa Wisata Tebara salah satunya yakni Rumah Adat Sumba. Bangunan sebagai tempat tinggal warga itu berada di atas bukit, yan berjumlah banyak, dan membentuk perkampungan.
Keunikan dari Rumah Adat Sumba di Desa Wisata Tebara terletak pada bentuk bangunannya. Nampak dari luar, atapnya memiliki tanduk yang mirip dengan badak.
Bangunan Rumah Adat Sumba di Desa Tebara semakin terlihat tradisional lantaran terbuat dari batang kayu. Atap dari bangunannya terbuat dari jerami jerami kering yang ditumpuk.
Rumah Adat Sumba yang tidak diberi kelir dengan berbagai warna. Membuat bangunan itu mayoritas berwarna coklat kering.
Bagian dalam dari Rumah adat Sumba berbentuk panggung, dan dilengkapi dengan sekat untuk membedakan ruanganya. Setiap panggung dan ruangan rumah adat itu memiliki filosofis, dan bermakna mendalam.
Pada tingkatan pertama bangunan Rumah Adat Sumba di Desa isata Tebara dinamakan dengan Sali Kabungnga. Pemiliknya menggunakan sebagai tempat untuk memelihara hewan. Arti dari ruangan itu, bahwa kehidupan manusia itu masih tercemar, dan belum benar-benar bersih.
Tingkatan kedua pada Bangunan tersebut memiliki dua ruangan, pertama sebagai tempat ruang tamu untuk laki- laki, dan bilik kedua sebagai wanita bekerja, seperti memasak, dan menyiapkan keperluan lainnya.
Pada tingkatan berikutnya, atau yang ketiga merupakan ruangan yang sebenarnya atap yang membentuk tanduk. Warga memberi nama ruangan itu dengan sebutan Umma Daluka. Kegunaan ruangan tersebut sebagai menyimpan berbagai peralatan, dan bahan pokok makanan.
Terdapat Budaya Megalitikum Berupa Sarkofagus
Desa Wisata Tebara selain memiliki rumah adat yang masih nampak begitu radisional juga masih menyimpan destinasi lainnya. Wisatawan yang datang akan mudah menemukan peninggalan penduduk pada masa lampau.
Peninggalan yang masih terjaga itu berupa sarkofagus atau pemakaman yang terbentuk dari batu. Wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Tebara akan sangat menemukan peninggalan pemakanan itu di berbagai titik. Lokasinya pun dekat dengan Rumah Adat Sumba.
Bentuk bangunansarkofagus di Desa Wisata Tebara sanat berbeda dengan di daerah lain. Bentuk batu sebagai media pemakaman mirip dengan perahu, melambangkan kendaraan menuju ke singgasana abadi.
Terdapat Wisata Alam Dekat Dengan Samudera Hindia
Bukan hanya destinasi adat yang dapat dikunjungi oleh wisatawan di Desa Wisata Tebara. Berbagai destinasi alam juga ada, dan wisatawan bisa berkunjung untuk melepas penat pasca melihat bangunan adatnya.
Wisata alam yang ada di Desa Wisata Tebara sangat strategis lantaran menghadap langsung e Samudera Hindia. Pemandangan indah dari laut, sisi selatan Indonesia itu akan memanjakan wisatawan yang berkunjung.
Wisata Alam yang ada di Desa Wisata Tebara itu terdiri dari Danau Alami Weebero, Bukit Pangadu, dan Bukit Wee Padenang, serta Bukit Ngadu Bonnu. Lokasi destinasi alam itu tidak terlalu jauh, lantaran berada di sisi selatan Desa Wisata Tebara.
Pengelola Desa Wisata Tebara
Desa Wisata Tebara dikelola oleh Pokdarwis Pari Ijing dibawah naungan BUM Desa. Keseluruhan anggotanya merupakan Warga Desa Tebara, yang setiap saat merawat dan melayani wisatawan yang datang.
Pemerintah Desa Tebara juga turut aktif dalam mengembangkan Desa Wisata Tebara. Bentuk dukungan itu dengan memberi SK pengelola terhadap Pokdarwis hingga jalanya pariwisata berjalan dengan baik.
Pemkot Waikabubak juga turut memberi dukungan dengan penerbitan SK Desa Wisata. Pariwisata di Desa Tebara berjalan baik, bahkan semakin dikenal dengan promosi yang terus dilakukan.
Pemerintah Pusat melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa, PDTT) juga memberi dukungan terhadap berkembangnya desa wisata. Bentuk kepedulian yang dilakukan itu dengan mengadakan lomba Desa Wisata Nusantara.
Kementerian Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif juga memberi apresiasi dengan kegigihan warga dalam memajukan desa wisatanya. Bentuk penghargaan yang diberikan itu berupa Anugerah Desa Wisata Nusantara (ADWI).
Jam Operasional dan Harga Tiket Desa Wisata Tebara
Desa Wisata Tebara buka setiap hari dari jam 08.00 sampai 17.00 WITA. Bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana malam di lokasi wisata diperbolehkan, dengan mengajukan izin ke pengelola yang berjaga.
Pengelola akan menarik biaya perawatan destinasi wisata sebanyak Rp 100 ribu. Wisatawan dapat menikmati destinasi yang ada di Desa Wisata Tebara.
Bagi yang ingin menginap di Desa Wisata Tebara. Pengelola telah menyediakan penginapan, dengan harga terjangkau. Pengunjung hanya perlu membayar Rp 350 ribu untuk satu malam.
Rute Menuju Desa Wisata Tebara
Desa Wisata Tebara berada di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Bagi wisatawan yang berasal dari Kota Sumba, dapat melakukan peramalan dengan menggunakan mobil. Kedua lokasi itu berjarak 89 km, dengan waktu tempuh 2 jam.
Bagi wisatawan yang berasal dari luar Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur dapat menggunakan Transportasi Udara. Wisatawan dapat menempuh perjalanan dari Bandar Udara (Bandara) terdekat yang menerima rute ke Bandara Lede Kalumbang.
Wisatawan yang sudah sampai ke Bandara Lede Kalumbang dapat melanjutkan perjalanan kembali menuju ke Desa Wisata Tebara. Jarak kedua lokasi itu 46 km, dengan lama perjalanan 1 jam dengan menggunakan mobil.
Pengunjung Desa Wisata Tebara
Desa Wisata Tebara tiap tahun selalu dikunjungi oleh wisatawan. Pada tahun 2019, jumlah total wisatawan yang datang berjumlah 2576 orang.
Wisatawan Desa Wisata Tebara mengalami kenaikan pada tahun 2020. Pengelola mencatat jumlah pengunjung di destinasi wisata tradisional itu berjumlah 3458 orang.
Kenaikan wisatawan di Desa Wisata Tebara kembali terjadi pada tahun 2021. Pengelola mencatat jumlah pengunjung yang datang berjumlah 4659.
Desa Wisata Tebara mengalami kenaikan secara signifikan pada tahun 2022. Tercatat jumlah pengunjung di tahun itu mencapai 5734.
Omset Desa Wisata Tebara
Desa Wisata Desa Tebara setiap tahun selalu mendapat keuntungan mencapai ratusan juta. Pada tahun 2019, pengelola mencatat keuntungan sektor pariwisata mencapai Rp 244 juta.
Omset Desa Wisata Tebara pada tahun 2020 mengalami penurunan. Pengelola mencatat jumlah keuntungan sektor pariwisata jadi Rp 186 juta.
Penurunan Omset Desa Wisata Tebara kembali terjadi pada tahun 2021. Kali ini jumlah keuntungannya berkisar Rp 174 juta.
Omset Desa Wisata Tebara mengalami kenaikan signifikan pada tahun 2022. Pengelola mencatat, jumlah keuntungan dari sektor pariwisata itu mencapai Rp 267 juta.