PURBALINGGA – Desa Serang, Kecamatan Karangreja ini dulunya menjadi desa miskin di Kabupaten Purbalingga. Namun, desa yang terletak di kaki Gunung Slamet ini dapat menjadi desa mandiri dengan memiliki aset 30 miliar.
“Desa serang itu awalnya desa miskin. Penghasilan para petaninya itu pun masih sangat kecil. Jadi untuk pendapatan perekonomian masyarakat petani masih sangat terbatas dan minimal,” kata Kepala Desa Serang, Sugito, Senin (30/10/2023).
Sugito mengatakan, awalnya pemdes mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) pada tahun 2009 didampingi Balai Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD). Seiring berjalannya waktu, pemerintah desa juga menggarap lahan tidak produktif menjadi Desa Wisata Lembah Asri Serang (D’las).
“Tahun 2010 saya mulai rintis dengan pertama membuka wisata flying fox dari alokasi dana desa. Saya pasang di hutan pinus milik perhutani. Di tahun 2011, kita dapat ATV bike. Namun, ternyata kalau kita numpang ke instansi lain nggak nyaman, mau dikembangin kita pun bingung,” ungkapnya.
Sugito menjelaskan, pada tahun 2013 dirinya punya tanah di desa 1,3 hektare. Ia mencoba mulai bangun melalui swadaya masyarakat murni.
“Saya kerja bakti dengan masyarakat, saya ajak iuran masyarakat untuk pembelian material pembuatan gazebo dan sebagainya,” ujarnya.
Ia mengaku, bermodal Rp 9 juta dan dukungan dari masyarakat setempat, potensi Desa Serang semakin meningkat. Kunjungan wisatawan Desa Serang pun bahkan sempat tembus di angka Rp 15.000 wisatawan sehari pada musim Lebaran tahun 2019.
“Alhamdulillah dari tahun ke tahun masih lumayan pendapatannya karena kita selalu membuka wahana baru di obyek wisata D’las. Jadi kita sudah sampai di angka sekitar Rp 8 miliar setahunnya untuk pendapatan semuanya dari sektor pariwisata,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur BUM Desa Serang, Teguh Yulianto menambahkan jumlah Pendapatan Asli Desa (PADes) telah mencapai ratusan juta per tahun. Pihaknya sudah dapat setor PADes yang cukup besar.
“Kondisi Desa Serang saat ini sekitar Rp 500 juta yang masuk PADes dan ada hampir Rp 300 juta lebih untuk kegiatan sosial yang tidak dimasukkan ke PADes,” tandasnya.
Penulis: Habib Az
Editor: Rizal