YAHUKIMO – Sebanyak 15 ribu warga di Yahukimo, Papua Pegunungan mengalami gagal panen. Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy.
“Ada 13 kampung itu penduduknya sekitar 15 ribu,” kata Muhadjir di kantor Kemenko PMK, Rabu (25/10/2023).
Muhadjir menjelaskan, terdapat dua strategi yang akan dilakukan dalam penanganan kekurangan bahan makanan. Ia menyebut yang pertama adalah strategi jangka pendek.
“Pemerintah melalui BNPB dan Kementerian Sosial akan membangun lumbung pangan dan gudang pangan di daerah rawan ini. Sehingga pada bulan sebelum diprediksi akan terjadi kelangkaan bahan pangan, kita akan mengirimkan stok di tempat itu sehingga korban terdampak tidak akan terjadi secara serius mana kala kejadian itu terjadi,” ujarnya.
Kedua, strategi jangka panjang, yaitu mengupayakan ketahanan pangan dengan mencari varietas pangan baru. Tujuanya agar setiap terjadi bencana hidrometorologi di Papua Pegunungan dan Papua Tengah bisa teratasi dengan permanen.
“Antara lain adalah dengan mencari varietas baru yang mungkin tahan perubahan cuaca ekstrem di wilayah tersebut. Sehingga bahan pangan pokok mereka yang selama ini tergantung pada umbi-umbian bisa tersedia cukup. Sehingga tidak terus-terusan mengandalkan bantuan dari pihak luar. Kita upayakan masyarakat untuk bisa bergerak ke depan yang bisa memiliki ketahanan pangan yang baik,” ujar Menko PMK.
Sementara itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan, pembangunan gudang logistik tengah dilakukan di Distrik Sinak dan Distrik Agandugume. Ia menargetkan pembangunan rampung pada April 2024.
Lanjut Suharyanto, BNPB juga berencana membangun gudang logistik di Kabupaten Yahukimo. Sehingga, harapanya tidak terjadi kembali bencana kelaparan.
“Sehingga ketika cuaca yang sama di tahun 2024 kejadian serupa ini tidak terulang lagi,” pungkasnya.
Penulis: Ilham W
Editor: Danu