Site icon Kolom Desa

Kampung Bekas Perang Dunia, Binsari Disiapkan Jadi Wisata

Monumen Perang Dunia II, Sumber Foto: Website Kementerian Perhubungan RI

Monumen Perang Dunia II, Sumber Foto: Website Kementerian Perhubungan RI

BIAK NUMFOR – Kampung Binsari memiliki daya tarik berupa wisata bekas Perang Dunia II, yang salah satunya adalah Goa Jepang. Oleh sebab itu, kampung yang terletak di Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua itu, saat ini tengah disiapkan menjadi desa wisata.

 

Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Dinas Pariwisata Biak, Onny Dangeubun, tahun Kemenparekraf bersama Dinas Pariwisata Kabupaten Biak Numfor memprogramkan rintisan desa wisata. Kampung Binsari menjadi salah satu di antara lima desa wisata yang dipersiapkan.

 

“Dinas Pariwisata sangat optimistis Kampung Binsari, yang memiliki Goa Jepang sebagai sejarah peninggalan Perang Dunia II, menjadi desa wisata Biak Numfor,” Selasa (17/10/2023).

 

Hal senada juga disampaikan oleh Staf Ahli Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua, Jimy E. Mehue. Kampung Binsari dirintis menjadi desa wisata karena dinilai berpotensi menggaet wisatawan untuk mengunjungi sejarah peninggalan Perang Dunia II.

 

Menurutnya, Desa wisata tersebut telah memenuhi tiga komponen pembangunan, yaitu memiliki potensi, minat dan kesiapan masyarakat. Selain itu, destinasi wisata yang ada di desa tersebut juga memiliki keunikan. Sehingga, dari sisi positif pengembangannya ada atraksi sebagai daya tarik utama kampung wisata.

 

Sementara itu, menurut Ketua Tim II Direktorat Pengembangan Destinasi Deputi Bidang Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Anastasia Manuela, Pengembangan desa wisata guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi kampung. Selain itu, Aktivitas desa wisata dinilai dapat memberi kesejahteraan rakyat, melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya, serta memajukan kebudayaan.

 

Ia menjelaskan, Kedepannya Kampung Binsari dirintis untuk ditetapkan sebagai kampung wisata guna menopang sektor pariwisata dan kebudayaan masyarakat Papua. Sehingga, kontribusinya terhadap penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) dikelola oleh masyarakat adat.

 

Lebih lanjut, Anastasia mengatakan apa bila sudah menjadi mandiri, pengelolaannya harus lebih profesional dengan menarik retribusi bagi pengunjung. Tentunya kerja sama dengan dinas Kabupaten Biak Numfor sangat dibutuhkan.

 

Penulis: Ilham W
Editor: Danu

Exit mobile version