SARMI – Dinas Kesehatan Kabupaten Sarmi telah bekerja sama dengan WASH GAPAI-UNICEF Papua untuk menggelar sosialisasi. Agenda yang diadakan di Kampung Siaratesa, Distrik Pantai Barat itu, merupakan program Pj Bupati Sarmi dalam percepatan Stop BABS (buang air besar sembarangan).
“Kegiatan ini merupakan indikator dalam rangka penurunan stunting,” ujar Penanggung Jawab STBM Bidang Kesehatan Masyarakat dan Seksi Kesehatan Lingkungan, Yulius Borowi, Jumat (13/10/2023).
Deklarasi Stop BABS dan pencegahan stunting merupakan salah satu program kerja Pj Bupati Sarmi. Melalui program tersebut, kata Yulius, Pj Bupati ingin masyarakat ke depannya lebih tertib dengan membuang air besar pada tempatnya.
Ia mengatakan, dalam sosialisasi itu masyarakat Kampung Siaratesa diberi pemahaman tentang bahaya BABS hingga risiko tertularnya penyakit. Selain itu, bahaya kebiasaan buruk itu, juga akan berdampak negatif bagi pertumbuhan anak dalam kandungan.
“Jadi tidak lagi ada wawarga terdapat masyarakat yang masih buang air besar di sembarangan tempat, dan tidak ada lagi kasus stunting yang diakibatkan oleh pencemaran lingkungan, tempat di mana masyarakat bermukim,” harapnya.
Sementara itu, Fransiskus Leta Fasilitator Office Wash GAPAI/UNICEF Kabupaten Sarmi menjelaskan tentang pentingnya membuang air besar di kloset (WC). Ia juga menjelaskan bahwa Stop BABS dan pencegahan stunting bukan hanya dikampanyekan di Kabupaten Sarmi, tapi merupakan program nasional.
“Sebagai contoh Kabupaten Biak pada tahun 2023 ini, telah mendeklarasikan Stop BABS bersama UNICEF, Kementerian Kesehatan dan Pemkab setempat,” paparnya.
Lebih lanjut Fransiskus menyampaikan, hasil pemetaan UNICEF dan masyarakat Kampung Siaratesa dalam pemetaan wilayah. Diketahui bahwa 95 persen warganya masih buang air besar sembarangan.
“Terutama di kali dan pepohonan hingga di belakang rumah penduduk kampung juga masih ada,” pungkasnya.
Penulis: Ilham W
Editor: Danu