Kades Dikumpulkan, Bahas Program Budidaya Pisang Ilmiah

Ilustrasi budidaya pisang Sumber Foto: Istockphoto
Ilustrasi budidaya pisang Sumber Foto: Istockphoto

MAKASSAR – Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan, Bahtiar Baharuddin mengaku akan mengumpulkan seluruh kepala desa di Sulawesi Selatan dalam waktu dekat. Upaya tersebut dilakukan untuk mendiskusikan soal program pemerintah untuk budidaya pisang secara ilmiah.

 

“Saya akan mengundang asosiasi kepala desa yang belum mendapatkan pemahaman soal budidaya pisang ini. Kita berdialog secara ilmiah, mencari solusi alternatif apa yang harus kita lakukan kepada masyarakat,” ujar Bahtiar, Jumat (13/10/2023).

 

Bahtiar mengatakan bahwa ada salah tafsir oleh beberapa kepala desa soal himbauan penggunaan dana desa untuk menanam pisang. Imbauan tersebut menurutnya bukanlah paksaan karena sifatnya tidak mengikat.

 

Sebelumnya, Bahtiar mengeluarkan surat edaran untuk kepala desa di Sulawesi Selatan agar 40 persen dana desa diperuntukkan budidaya pisang. Namun, menurutnya itu hanya imbauan karena sifatnya sekadar surat edaran dan tidak diatur di Perda.

 

Prioritas penggunaan dana desa tahun 2024 adalah pengentasan kemiskinan ekstrem, intervensi percepatan eliminasi TBC, ketahanan pangan nabati dan hewani. Kemudian pencegahan narkoba, penurunan stunting, dana operasional pemerintah desa, dan optimalisasi pelaksanaan program jaminan kesehatan nasional.

 

“Dan minimal 20 persen itu untuk ketahanan pangan, artinya bisa lebih. Jadi saya kira, saya terbuka untuk berdialog, berdiskusi. Ini semakin banyak perbedaan gagasan, justru semakin bagus. Jangan-jangan apa yang saya pikirkan, memang belum lengkap dan harus diperbaiki,” tuturnya.

 

Ia menjelaskan, APBD Sulawesi Selatan tahun anggaran 2023 sebesar Rp10,1 triliun. Namun, anggaran sebesar itu belum menyelesaikan semua permasalahan sosial di daerah.

 

Sehingga harus ada solusi alternatif yang dilakukan untuk masyarakat. Bahtiar menambahkan program yang ada selama ini belum sepenuhnya mengatasi kemiskinan dan stunting.

 

“Faktanya hari ini stunting kita masih 27 persen dari target nasional 14 persen, kemiskinan 8 persen, kesenjangan ekonomi masih tinggi. Selama ini ada banyak (program) yang bagus, masalahnya yang sudah dilakoni belum mampu mengatasi ini. Sehingga sebagai pemimpin di sini, saya harus putar otak,” paparnya.

 

Bahtiar menegaskan ia tak hanya fokus untuk budidaya pisang. Tapi Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum itu juga menggenjot sektor peternakan dan perikanan.

 

“Di sektor peternakan kita mau tingkatkan produksi telur untuk mengatasi stunting. Rata-rata ibu hamil kita 50 ribu per tahun, kali seribu hari (dikasih makan), berarti kita perlu 500 juta per bulan. Ada telurnya tidak sebanyak itu?, butuh uang Rp1 triliun, ada duitnya tidak?,” tutupnya.

 

Penulis: Erdhi

Editor: Rizal

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *