SINJAI – Kekeringan yang menyebabkan krisis air bersih sebagai dampak kemarau panjang di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan sudah meluas ke 39 desa dengan total penduduk terdampak mencapai 52.898 jiwa. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sinjai menyebut, masifnya bencana kekeringan ini merupakan dampak dari adanya fenomena El Nino.
“Ini terjadi sebagai dampak dari el nino yang menyebabkan sumber mata air warga mengering dan mengalami krisis air bersih,” kata Analis Bencana BPBD Sinjai Andi Ocktave Amier, Kamis (12/10/2023).
Ia mengatakan dari 39 desa tersebut yang mengalami kekeringan tidak menyeluruh pada satu desa hanya ada sebagian atau satu dusun hingga 3 dusun yang mengalami kekeringan. Kekeringan tersebut tersebar dari 39 desa di 6 Kecamatan di Kabupaten Sinjai di antaranya Kecamatan Bulupodo, Tellu Limpoe, Sinjai Timur, Sinjai Tengah dan Sinjai Selatan serta Pulau Sembilan.
Dari lokasi yang mengalami kekeringan tersebut terdapat 15.315 keluarga yang terdampak. Menyikapi kondisi tersebut,Pemkab Selayar telah menetapkan status tanggap darurat kekeringan dan kebakaran lahan dengan SK Bupati Nomor 662 Tahun 2023.
Tersebut menyangkut imbauan pada warga untuk tidak melakukan pembukaan atau pembersihan lahan dengan cara membakar termasuk mengaktifkan kembali posko darurat El Nino. Sementara untuk pemenuhan kebutuhan air bersih bagi warga, pemerintah Kabupaten dan Kecamatan serta desa bersinergi menyiapkan tandon atau bak penampungan di lokasi-lokasi strategis yang dapat dijangkau oleh semua kalangan.
Penulis: Erdhi
Editor: Rizal