Harga Karet Turun, Petani Malas Menyadap

Ilustrasi penyadapan karet. Sumber foto: iStock

MUSI RAWAS – Turunnya harga karet di Kabupaten Musi Rawas (Mura) membuat petani lesu, terlebih pada musim kemarau ini. Harga karet tersebut turun dibanding minggu sebelumnya yang masih Rp 6.500 per kilogramnya, dan hari ini hanya Rp 6.000 per kilogramnya.

 

“Sebenarnya malas mau motong (nyadap) karet, kalau musim kemarau seperti ini,” kata Tono, salah satu petani karet di Desa Sumber Sari Kecamatan Sumber Harta, Kamis (5/10/2023).

 

Dikatakannya, sebab di musim kemarau seperti ini, produksi karet akan sangat menurun drastis karena pohon karet tidak maksimalkan mengeluarkan getahnya.

 

“Kalau musim panas, produksi karet turun. Kalau bagusnya itu, seminggu sekali kena hujan, jadi pohon karet akan lebih produktif,” ucapnya.

 

Di musim kemarau ini masih katanya, dalam 5 hari kebun karet yang disadapnya biasanya mampu menghasilkan lebih kurang 50 kilogram, saat ini tak pernah sampai.

 

“Kalau normal itu, biasnaya 5 hari sekali bisa lebih dari 50 kilogram. Tapi sekarang, dapat 40 kilogram saja bersyukur,” katanya.

 

Dia juga mengaku, mungkin harga di gudang atau pengepul lebih tinggi. Hanya saja, para petani di desanya lebih sering menjual hasil karetnya ke tauke kecil.

 

“Kami jualnya ke tauke kecil yang biasanya keliling. Karena mau jual ke gudang besar, terlalu jauh, dan malas repot,” ungkapnya.

 

Ditambahkannya, memang harga karet saat ini lebih baik dibanding awal tahun lalu yang tak lebih dari Rp5.000 per kilogramnya di tingkat petani.

 

“Memang lebih tinggi, tapi kalau belum diatas Rp10.000 per kilogramnya, harga karet belumlah bisa dikatakan stabil,” imbuhnya.

 

Lebih lanjut dia menjelaskan, sebab kebutuhan pokok yang terus naik, sehingga harga karet saat ini masih belum sebanding dengan harga kebutuhan pokok yang terus naik.

 

“Apalagi kalau dibandingkan dengan harga besar yang sekarang mencapai Rp11.000 hingga Rp13.000 per kilogramnya. Tentu sangat tidak sebanding,” ungkapnya.

 

Dia berharap agar pemerintah bisa menstabilkan harga karet atau minimal bisa di harga Rp10.000 per kilogramnya.

 

“Harapannya, harga karet kembali naik dan tidak turun-turun, agar petani karet bisa lebih makmur dan sejahtera. Khususnya di Desa saya, hampir sebagai besar berpenghasilan dari karet,” tutupnya.

 

Penulis: Ulfa
Editor: Danu

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *