LUMAJANG – Musim kemarau dan cuaca ekstrem membawa berkah bagi perajin batu bata merah di Desa Kedungmoro, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang. Hal ini seperti yang dirasakan salah satu perajin batu bata merah di desa setempat.
“Musim kemarau membuat lebih cepat proses pengeringan batu bata. Kalau musim kemarau penjemuran cukup satu hari saja kalau penghujan bisa 2-3 hari,” kata perajin batu bata, Suwarno, Selasa (3/10/2023).
Menurutnya, cuaca panas akibat musim kemarau itu mempercepat proses penjemuran, pengeringan dan pembakaran batu bata merah. Hal ini berimbas naiknya produksi batu bata merah.
“Produksi bahkan naik hingga 3 kali lipat dibanding musim hujan. Dari biasanya 500 buah perhari naik menjadi 1.500 hingga 1.700 batu bata merah,” ujarnya.
Ia menambahkan, kalau musim hujan biasanya membuat 500 batu bata per hari. Namun kalau musim kemarau seperti sekarang bisa 700 hingga 1.700 perhari.
“Batu bata merah selama ini dijual seharga Rp 500 per biji atau Rp 500 ribu per seribu bijinya,” tuturnya.
Selama ini pihaknya tidak hanya memenuhi permintaan di Lumajang. Namun batu bata ini juga dikirim ke sejumlah kota di Jawa Timur.
“Untuk batu bata ini tidak hanya memenuhi permintaan di sejumlah kecamatan di Lumajang tapi juga dikirim ke Madura dan Surabaya,” tandasnya.
Penulis: Habib Az
Editor: Rizal Kurniawan