Desa Wisata Taat Tawarkan Keindahan Panorama Wisata Hutan Mangrove yang Asri di Kawasan Pesisir

Desa Wisata Taat berada di kawasan pesisir dengan kekayaan alam berupa rawa dan sungai. Keunggulan itu yang dimanfaatkan oleh warga setempat untuk membuka pariwisata berbasis ekologis.
Pemandanagn Indah dari atas Bukit Kawasan Rawa di Desa Wisata Taat. Sumber Foto : Dok. Kemenparekraf.
Pemandanagn Indah dari atas Bukit Kawasan Rawa di Desa Wisata Taat. Sumber Foto : Dok. Kemenparekraf.

BUOL – Desa Wisata Taat berada di Kecamatan Gadung, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah. Lokasinya yang berada di kawasan pesisir dengan keunggulan  potensi wisata bahari berupa rawa dan hutan bakau.

 

Sebagai salah satu desa yang ada di Kecamatan Buol, Warga Desa Taat memiliki aktivitas keseharian sebagai nelayan, Kegiatan yang dilakukan seperti mencari ikan dan kepiting bakau dan hasil laut lainnya.

 

Profesi sebagai nelayan itu di dukung dengan luasan lahan bakau yang ada di kawasan pesisir yang mencapai 14 ha. Tentu cakupan yang luas untuk  mencari hasil laut begitu menguntungkan bagi nelayan.

 

Sejak tahun 2019, Warga Desa Taat mulai untuk mengembangkan pariwisata di area yang ditumbuhi bakau itu. Hingga pada tahun 2022, pemerintah Kabupaten Buol menetapkan menjadi Desa Wisata Taat.

 

Sejak resmi menjadi desa wisata, warga Desa Taat ikut terlibat dalam berjalanya wisata. Bahkan menambah penghasilan melalui destinasi yang ada.

 

Saung di Desa Wisata Taat. Sumber foto : Dok. Kemenparekraf.
Saung di Desa Wisata Taat. Sumber foto : Dok. Kemenparekraf.

 

Memiliki Wisata Bahari Panorama Hutan Bakau

 

Desa Wisata Taat memiliki pemandangan hutan bakau yang hijau dan asri hingga menyejukan bagi yang melihatnya. Wisatawan dapat melihat hutan bakau di tengah rawa dengan naik jembatan.

 

Jembatan yang disediakan untuk menikmati panorama Rawa dan Hutan mangrove itu terbuat dari beton cor sebagai penyangga. Wisatawan akan merasa aman saat menginjakkan kaki menuju ke tengah rawa.

 

Jembatan yang berada di rawa Desa Taat itu terbilang luas. Bahkan diatasnya berdiri Gazebo untuk bersantai wisatawan. Jumlah lumayan banyak yakni  kurang lebih berjumlah enam.

 

Bangunan tiap Gazebo tidak terlalu sempai. Wisatawan yang membawa keluarga dapat berkumpul bersama untuk menikmati pemandangan rawa dan hutan bakau yang ada di lokasi wisata itu.

 

Saat berada di Gazebo, wisatawan dapat memancing ikan yang berada di rawa di bawah jembatan itu.  Berbagai jenis ikan air payau akan didapat jika kail berhasil dimakan oleh biota laut di lokasi tersebut.

 

Wisatawan Asing yang menikmati keindahan alam Desa Taat. Sumber foto : Dok. Kemenparekraf.
Wisatawan Asing yang menikmati keindahan alam Desa Taat. Sumber foto : Dok. Kemenparekraf.

 

Terdapat Wisata Adat Khas dari Desa Wisata Taat

 

Berbagai pertunjukan music yang dapat ditonton oleh wisatawan yang datang ke Desa Wisata Taat sangat beragam. Mulai dari Pertunjukan alat music kulinan, ataupun Rebana.

 

Pertunjukan alat music dan kulinang dapat dilihat oleh wisatawan saat hari perayaan di Desa Wisata Taat. Seperti hari besar keagamaan, maulid nabi Muhammad dan perayaan lain.

 

Penampilan pertunjukan music juga ditampilkan saat desa taat kedatangan tamu agung, seperti kedatangan Presiden Republik Indonesia, maupun Kementerian.

 

Pengelolaan Desa Wisata Taat

 

Desa Wisata Taat dikelola oleh Pokdarwis Desa Taat yang bekerja sama dengan Pemerintah Desa (Pemdes) Taat. Warga yang terlibat juga cukup membantu kegiatan wisata dengan baik.

 

Pemkab Buol juga memberi dukungan dengan menerbitkan SK Desa Wisata, hingga pariwisata di Desa Taat dapat berjalan dengan baik. Salah satunya promosi wisata yang terus dilakukan sampai saat ini.

 

Pemerintah Pusat melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) juga memberi apresiasi. Salah satunya dengan lomba Desa Wisata Nusantara yang memberi dampak perkembangan bagi daerah pariwisata di Indonesia.

 

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga memberi dukungan salah satunya dengan mengadakan audisi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Hingga saat ini. Pariwisata terus berkembang, dan berinovasi.

 

Jam Operasional dan Harga Tiket

 

Desa Wisata Taat buka setiap hari dari jam 08.00 sampai 17.00 WIB. Lokasinya yang dekat dengan pemukiman warga wisatawan yang berkunjung di luar wak operasional dapat izin ke pengelola.

 

Pengelola Desa Wisata taat mayoritas tinggal di perkampungan yang dekat dengan obyek wisata mangrove itu. Saat ingin menemui pasti tidak sulit, karena jaraknya tidak begitu jauh.

 

Wisatawan yang ingin menikmati destinasi wisata mangrove tidak perlu mengeluarkan uang lebih. Spot wisata melihat panorama mangrove pengelola hanya memasan biaya perawatan lima ribu rupiah.

 

Jika ingin duduk sana sembari menikmati hutan mangrove di gazebo yang disediakan. Wisatawan hanya menambah uang perawatan dua ribu rupiah.

 

Rute Menuju Desa Wisata Taat

 

Desa Wisata taat berjarak 74 km dari Kota Buol, Sulawesi tengah. Wisatawan yang tinggal di sekitar Buol dapat menggunakan mobil atau sepeda motor dengan lama perjalanan 2 jam.

 

Wisatawan yang tinggalnya jauh dari Kabupaten Buol. Utamanya di luar Provinsi Sulawesi Tengah, dapat melakukan perjalanan menggunakan transportasi udara.

 

Bandar Udara (Bandara) terdekat yang menerima rute penerbangan menuju ke Bandara Djalaludin, Gorontalo.  Kemudian perjalanan dilanjut kembali menuju ke Desa Wisata Taat.

 

Bandara Djalaludin, Gorontalo  dengan Desa Wisata Taat berjarak 236 km. Wisatawan dapat transit terlebih dahulu untuk istirahat ataupun langsung melanjutkan perjalanan.

 

Perjalanan dari kedua tempat itu memakan waktu 5 jam dengan menggunakan mobil. Saat perjalanan, wisatawan dapat menikmati Laut Sulawesi saat menuju Desa Taat dari Bandara Djalaludin.

 

Pengunjung Desa Wisata Taat

 

Desa Wisata Taat setiap tahun selalu kedatangan pengunjung baik lokal maupun nasional. Pada tahun 2019, Pengunjung Desa Wisata Taat mencapai 2 juta orang.

 

Pengunjung Desa Wisata Taat mengalami penurunan pada tahun 2020. Penyebabnya adanya Covid – 19 sehingga pariwisata dilarang.

 

Pada tahun 2021 Wabah Covid-19 yang masih belum usai. Wisata di Desa Taat masih menerapkan pembatasan bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke kawasan itu.

 

Pada tahun 2022, pembatasan untuk melakukan perjalanan dan pariwisata sudah mulai diperbolehkan. Jumlah Wisatawan yang datang ke Desa Taat meningkat jadi 4000 orang.

Omset Desa Wisata Taat

 

Omset Desa Taat berbanding lurus dengan jumlah kunjungan wisatawan ke wilayah itu. Pada tahun 2019, keuntungan Desa Taat dari sektor wisata mencapai Rp 20 Juta.

 

Omset Desa Wisata Taat menurun di tahun 2020 lantaran adanya pembatasan wisata. Dampaknya pariwisata dibebaskan dan tidak menghasilkan keuntungan ekonomi bagi Desa Taat.

 

Wabah Covid – 19 yang masih ramai di tahun 2021 membuat Desa Wisata Taat masih belum pulih. Omset yang didapat tidak terlalu banyak, sehingga tidak masuk dalam catatan pengelola.

 

Omset Desa Wisata Taat kembali mengalami kenaikan pada tahun 2022. Tercatat hasil dari sektor wisata di daerah itu berjumlah Rp 30 juta.

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di: