TRENGGALEK – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mengimbau seluruh jaringan pemerintah desa di kabupaten setempata agar siaga potensi bencana kekeringan yang terus meluas. Hal itu seiring dengan krisis air yang meningkat dialami warga.
“Kami berharap semua pemerintah desa untuk terus melakukan pengawasan terhadap potensi di wilayahnya masing-masing,” kata Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek Triadi Atmono, Selasa (26/9/2023).
Triadi mengatakan potensi kekeringan akan terus meluas seiring dampak kekeringan meteorologi kategori awas. Kekeringan diperkirakan berlangsung hingga Oktober 2023.
“Segera laporkan ke kami BPBD Trenggalek apabila mulai terjadi krisis air. Supaya skenario bantuan air bersih bisa langsung disiapkan dan didistribusikan untuk mencegah dampaknya,” ujarnya.
Ia menjelaskan, saat ini jumlah desa terdampak kekeringan tercatat sembilan desa di enam kecamatan. Sejumlah desa yang mengalami kekeringan itu, Desa Besuki, Ngrencak, dan Banjar di Kecamatan Panggul, Desa Suruh dan Desa Mlinjon di Kecamatan Suruh, Desa Tanggaran di Kecamatan Pule, dan Desa Jatiperahu di Kecamatan Karangan.
“Selain itu Desa Cakul di Kecamatan Dongko dan Desa Ngulungkulon di Kecamatan Munjungan,” katanya.
Triadi menambahkan kekeringan di Trenggalek mengalami perluasan lima kecamatan dari satu kecamatan yang terdampak sebelumnya, yaitu tiga desa di Kecamatan Panggul. Dalam menanggulangi kekeringan itu, pihaknya berkolaborasi bersama pihak lainnya untuk menyuplai air bersih.
“Sehingga secara otomatis jumlah pasokan air juga ditambah seiring jumlah terdampak kekeringan yang semakin meluas,” tandasnya.
Penulis: Habib Az
Editor: Rizal Kurniawan