Begaganlimo Cetak Blueprint Desa Wisata Berbasis Peternakan

Ilustrasi peternakan kambing. Sumber foto: iStcok.
Ilustrasi peternakan kambing. Sumber foto: iStcok.

MOJOKERTO – Sejumlah inovasi terus ditelurkan Pemerintah Desa (Pemdes) Begaganlimo, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto. Salah satunya dengan mencetak blueprint desa wisata berbasis peternakan dan perikanan.

 

“Untuk menggerakkan roda perekonomian masyarakat, pemdes mencetak blueprint desa wisata berbasis peternakan dan perikanan. Hal ini memaksimalkan potensi mayoritas masyarakat yang merupakan peternak,” kata Kepala Desa Begaganlimo, Suroso, Minggu (17/9/2023).

 

Ia mengatakan Desa Begaganlimo juga dikenal akan sektor wisatanya dibuktikan adanya sejumlah destinasi wisata seperti Lembah Harapan dan Akar Seribu. Selain itu, Pemdes Begaganlimo merealisasikan ide dan inovasi segar untuk mengembangkan potensi yang ada.

 

”Blueprint desa wisata ini kami buat pada akhir 2021 lalu,” terangnya.

 

Suroso menyebut blueprint ini memadukan konsep dari dua sektor, yaitu peternakan dan wisata lantaran mayoritas masyarakat desa merupakan peternak. Ditambah, Desa Begaganlimo memiliki sumber daya alam yang mendukung, yaitu ketersediaan pakan hijau dan debit air pegunungan yang melimpah.

 

”Untuk blueprint ini kami bekerja sama dengan UNTAG, targetnya tahun 2030 Desa Begaganlimo bisa menjadi desa wisata berbasis peternakan dan perikanan. Ini sekaligus memberdayakan masyarakat karena mayoritas warga di sini peternak,” ujarnya.

 

Suroso menjelaskan, kambing dan ikan nila menjadi komoditas utama pengembangan konsep yang mengarah pada eduwisata tersebut. Sebab, kambing dan nila dinilai memiliki peluang dan nilai ekonomi tinggi.

”Sesuai blueprint, untuk ternak ikan nila mulai jalan tahun depan,” cetusnya.

 

Sejauh ini, sudah ada dua kandang komunal yang berdiri di atas tanah kas desa (TKD). Dengan menggandeng akademisi, para peternak diajarkan teknologi tepat guna, hal ini sekaligus untuk memperlebar efektivitas dan efisiensi dalam beternak.

 

”Tahun 2025 nanti ada mesin giling kotoran kambing untuk diolah jadi pupuk. Karena satu karung pupuk 25 kg harganya lumayan, Rp 25 ribu,” papar Suroso.

 

Pihaknya juga tengah fokus menata dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) menuju desa wisata tersebut. Sebab, SDM menjadi faktor vital dalam pengembangan sektor wisata.

 

”Kenapa kita kembangkan konsep eduwisata ini? karena wisata alam pada umumnya punya nilai kejenuhan. Dengan eduwisata ini, pengunjung bisa terlibat langsung dan belajar bagaimana beternak. Konsepnya kita akan terus kembangkan agar tidak menjenuhkan,” tandasnya.

 

Penulis: Habib Az

Editor: Rizal Kurniawan

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *