SITUBONDO – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Situbondo, Jawa Timur terus mendistribusikan air bersih secara bergiliran tiga hari sekali ke sejumlah wilayah terdampak kekeringan guna memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat. Pihaknya melakukan pengiriman air bersih di dua titik terdampak kekeringan yaitu di Dusun Bandusa dan Dusun Polay, Desa Jatisari, Kecamatan Arjasa.
“Hari ini kami mendistribusikan air bersih ke dua dusun di Desa Jatisari, masing-masing dusun satu armada truk tangki kapasitas 5.000 liter, jadi sehari dua titik wilayah kekurangan air bersih kami kirim 10.000 liter,” kata Kepala Pelaksana BPBD Situbondo Sruwi Hartanto, Senin (18/9/2023).
Sruwi mengatakan bahwa di dua dusun Desa Jatisari itu menjadi langganan terdampak kekeringan dan kekurangan air bersih setiap memasuki musim kemarau. Kedua dusun itu terletak di atas perbukitan sehingga saat memasuki kemarau sumber mata air semakin mengecil dan tidak mampu memenuhi kebutuhan warga setempat.
“Dusun Polay dan Bandusa ini masuk kategori terpencil dan memang menjadi langganan lokasi kekeringan,” ujarnya.
Ia menyebutkan ada tujuh dusun yang mengalami kekurangan air bersih akibat sumber mata air mengecil yaitu Dusun Sokaan Utara (wilayah barat dan timur) Desa Gunung Putri, Kecamatan Suboh tercatat sebanyak 2.793 jiwa tersebar di enam RT. Kemudian Dusun Bandusa dan Dusun Polay Taman, Desa Jatisari, Kecamatan Arjasa tercatat ada 800 jiwa tersebar di enam RT mengalami kekurangan air bersih akibat sumber mata air di dua dusun tersebut mengecil.
“Selanjutnya Dusun Sekar Putih dan Dusun Curah Temu, Desa Sumberanyar, Kecamatan Banyuputih tercatat ratusan jiwa juga mengalami kekurangan air bersih karena sumber air di sumur bor berkurang. Sedangkan di Dusun Jerugan, Desa Selomukti, Kecamatan Mlandingan ada 673 jiwa kekurangan air bersih karena sumur bor bantuan pemerintah di dusun tersebut rusak,” ujarnya.
Sementara itu, seorang warga setempat Sumirah mengaku sejak beberapa bulan terakhir sudah mengalami kesulitan air bersih sehingga harus benar-benar menghemat. Menurutnya, sebelumnya untuk mendapatkan kiriman air bersih mengambil air ke sumber mata air yang jaraknya cukup jauh dan juga bergiliran atau antre dengan warga lainnya.
“Kalau belum mendapatkan distribusi air bersih kami ya mengambil air di sumber mata air berjalan kaki. Apalagi kebutuhan air bersih dibutuhkan sehari-hari untuk kepentingan memasak, mandi, dan mencuci,” tandasnya.
Penulis: Habib Az
Editor: Rizal Kurniawan