Papringan Dapat Dampingan Kembangkan Pertanian Terintegrasi

Ilustrasi sistem pertanian terintegrasi. Sumber: iStock.
Ilustrasi sistem pertanian terintegrasi. Sumber: iStock.

BANYUMAS – Kelompok Mahasiswa Pecinta Alam atau MPPA Carya Bhuana Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto mengembangkan kegiatan pertanian terintegrasi. Mereka mendampingi Kelompok Wanita Tani (KWT) Seruni Indah Desa Papringan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

 

“Program tersebut merupakan salah satu program pemberdayaan organisasi mahasiswa yang berbasis pengabdian Masyarakat,” kata Ketua Tim PPK Ormawa Carya Bhuana Bambang Raino Zaenab, Minggu (17/9/2023).

 

Bambang menjelaskan, Desa Papringan merupakan salah satu desa dengan jumlah ternak sapi terbanyak di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Jumlah ternak yang banyak tentu menghasilkan limbah yang tak sedikit pula, sehingga perlu diolah agar tidak mencemari lingkungan.

 

“Di sisi lain, beberapa lahan di Desa Papringan merupakan lahan marjinal dengan tipe tanah ultisol dan lahan tadah hujan. Artinya, lahan tersebut membutuhkan peran teknologi pengolahan agar produktif, dan penambahan bahan organik berupa pupuk,” ujarnya.

 

Kelompok mahasiswa ini telah memulai pendampingan sejak 2021 melalui Program Holistik Pembinaan Dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) yang berfokus pada pengolahan limbah kotoran ternak menjadi pupuk organik. Pendampingan tersebut berlanjut dengan program Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) Tahun 2023.

 

“Kegiatan ini mendapatkan pendanaan dari Kemdikbudristek, dukungan universitas, serta pihak lainnya sebagai partnership atau sponsorship dengan judul Sekolah Tani Seruni Indah: Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Melalui Integrated Farming untuk Meningkatan Ketahanan Pangan di Desa Papringan,” jelasnya

 

Sementara itu, Ketua KWT Seruni Indah Nani mengaku senang sekali mendapat pendampingan mahasiswa. Banyak hal baru  didapat mulai tentang pemanfaatan pupuk dari kotoran ternak, budi daya sayuran organik, tanaman obat, tambulampot, hidroponik, dan budi daya lele dengan pakan maggot.

 

“Semua itu merupakan hal baru, sehingga kami senang dapat mengenal dan mempraktikkan pertanian terintegrasi,” ungkapnya

 

Lebih lanjut, Kepala Desa Papringan Atam mengatakan pihaknya mendukung kegiatan tersebut, salah satunya dengan peminjaman lahan bengkok desa untuk kegiatan KWT Seruni Indah. Ia berharap program yang dilaksanakan dapat memberikan dampak yang positif bagi anggota KWT.

 

“Semoga hasil kegiatan pertanian terintegrasi ini bisa bermanfaat untuk anggota KWT sebagai sumber pangan sehat keluarga dan syukur-syukur bisa meningkatkan perekonomian KWT,” tandasnya.

 

Penulis: Habib Az

Editor: Rizal Kurniawan

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *