Penyuluh-Fasilitator Desa Diberi Pelatihan Pengelolaan Simpan Pinjam

Ilustrasi TOT Pengelolaan Simpan Pinjam bagi Penyuluh dan Fasilitator Desa yang diadakan oleh Kementan Sumber Foto: Istockphoto
Ilustrasi TOT Pengelolaan Simpan Pinjam bagi Penyuluh dan Fasilitator Desa yang diadakan oleh Kementan Sumber Foto: Istockphoto

GORONTALO – Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar Training of Trainer (TOT) Pengelolaan Simpan Pinjam bagi Penyuluh dan Fasilitator Desa Program READSI. TOT ini diharapkan meningkatkan pemahaman dan keterampilan dengan pengelolaan kegiatan simpan pinjam oleh kelompok tani (Poktan) dan kemampuan teknis bagi peserta sesuai dengan kebutuhan sebagai fasilitator.

 

“Pertanian tidak ada matinya. Peluang ini sangat besar di agribisnis, selama manusia membutuhkan makanan,” ujar Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, Kamis (14/9/2023).

 

Peserta diharapkan mampu memfasilitasi Pelatihan Pengelolaan Simpan Pinjam bagi perwakilan anggota Poktan di wilayah kerja READSI dengan memberikan pemahaman tentang peningkatan pendapatan dan kesejahteraan anggota melalui pemberian pinjaman ke anggota untuk menambah modal usaha atau kebutuhan. Ini dikarenakan prospek usaha di sektor pertanian masih memiliki prospek menjanjikan.

 

“Petani bisa main di awal (produksi), tengah, ataupun akhir (pemasaran) bisa mengkombinasikan dengan teknologi,” ucap Syahrul.

 

Sementara itu, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi mengatakan, pertanian adalah salah satu sektor paling penting dalam menjaga keberlangsungan negara. Dengan kata lain, pekerjaan di sektor pertanian adalah pekerjaan masa depan.

 

“Presiden Joko Widodo menyiapkan dana lebih dari Rp 108 triliun untuk melakukan transformasi ekonomi di bidang ketahanan pangan,” kata Dedi.

 

Dedi mengatakan, upaya ini harus disertai usaha dari petani, penyuluh, dan segenap insan pertanian lainnya untuk selalu berupaya meningkatkan produktivitas pertanian. Ia meminta kepada seluruh pihak terkait harus meningkatkan kapasitasnya melalui berbagai pelatihan teknis maupun manajemen.

 

Dengan sumber daya berupa pendapatan dan aset lainnya yang terbatas serta latar belakang pendidikan yang relatif rendah, petani mengalami kesulitan dalam menentukan posisi tawar dan memastikan keberlanjutan perbaikan taraf hidup, khususnya dalam aspek ekonomi. Diharapkan pelatihan ini dapat memberikan manfaat positif bagi petani sehingga bisa meningkatkan taraf hidupnya.

 

“Semoga pelatihan serentak empat lokasi berjalan dengan baik dan bermanfaat bagi 210 peserta pelatihan. Pada akhirnya diharapkan produktivitas pertanian meningkat dan semakin banyak petani yang terbebas dari kemiskinan,” imbuhnya.

 

 

 

Penulis: Erdhi

Editor: Rizal

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *