LUMAJANG – Sejumlah desa yang berada di 7 kecamatan di Kabupaten Lumajang mengalami krisis air bersih. 7 Kecamatan yang mengalami kekeringan meliputi Tempeh, Gucialit, Padang, Kedungjajang, Klakah, Randuagung dan Ranuyoso.
“Berdasarkan asesmen kami ke desa dan kecamatan, musim kemarau tahun ini terdapat 17 desa di 7 kecamatan yang mengalami kekeringan,” ujar Kalaksa BPBD Lumajang, Patria Dwi Hastiadi, Rabu (13/9/2023).
Patria menjelaskan, guna menangani kebutuhan air bersih warga, pihak BPBD Lumajang setiap hari menerjunkan 4 unit mobil tangki berkapasitas masing-masing 5.000 liter secara bergiliran.
“Setiap hari, kita menerjunkan 4 unit mobil tangki. Setiap mobil tangki akan melakukan suplai 6 rit, jadi setiap hari kita suplai kebutuhan air bersih warga sebanyak 24 rit dengan sasaran 86 titik yang telah disepakati,” ujarnya.
Sementara itu, Nursiyah warga Desa Dadapan, Kecamatan Gucialit mengaku sangat terbantu dengan adanya suplai air bersih dari BPBD Lumajang. Bagi warga, saat ini mereka hanya bisa menggantungkan kebutuhan air bersih dari pemerintah, sejak kekeringan melanda desa mereka sejak 2 bulan terakhir.
“Air sulit sudah lama, sekitar dua bulanan. Selama ini ya beli patungan, kadang juga turun ke desa sebelah untuk ambil air bersih cukup jauh,” kata Nursiyah.
Pihaknya juga menyatakan pasokan air bersih ini hanya mereka gunakan untuk kebutuhan air minum, masak dan minum ternak. Sementara untuk kebutuhan mencuci dan mandi mereka tetap harus ke sungai.
“Ini air bersih hanya untuk minum, masak dan minum ternak. Kalau untuk kebutuhan mandi dan cuci ya tetap ke sungai di Desa Tanggung. Jadi untuk kebutuhan air bersih, kami hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah hingga kondisi kemarau berakhir dan sumur-sumur kami kembali keluar air,” tandasnya.
Penulis: Habib Az
Editor: Rizal Kurniawan