PASURUAN – Desa Wisata Edelweis berada di Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Lokasinya yang berada di Pegunungan Tengger ini memiliki pemandangan yang bagus, terutama lahan pertanian warga yang membentuk sengkedan.
Â
Memiliki ketinggian 1840 mdpl membuat berbagai tanaman khas dataran tinggi di tempat tersebut tumbuh subur. Warga sekitar banyak yang membudidayakan berbagai sayuran dan bumbu dapur, seperti daun bawang, dan kentang, serta tomat.
Â
Memiliki hawa yang sejuk membuat tanaman bunga hias juga tumbuh subur. Tanaman tersebut salah satunya ialah Bunga Edelweiss.
Â
Banyak warga yang menggunakan Bunga yang memiliki warna ungu ini untuk kegiatan ritual keagamaan oleh warga setempat. Terlebih Penduduk yang tinggal di Desa Wisata Edelweiss mayoritas suku tengger yang beragama Hindhu.
Â
Sejak tahun 2018 silam, Desa Wonokitri mendapat SK kegiatan pariwisata dari Dinas Pariwisata Kabupaten Pasuruan. Saat ini, warga sekitar banyak mencari peruntungan dengan memberi pelayanan terhadap wisatawan yang datang.
Â
“Desa wisata merupakan alternatif untuk meningkatkan nilai ekonomi masyarakat, karena sebenarnya banyak potensi yang terdapat di desa tapi kurang di kelola dengan baik,” ucap Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Hulun Hyang Teguh Wibowo pada (Kamis, 31/08/2023).
Â
Â
Terdapat Taman Bunga Edelweiss yang Bersih dan Nyaman
Â
Letak taman budidaya Bunga Edelweiss berada di ketinggian 1840 mdpl. Wisatawan yang ingin menuju ke tempat budidaya Bunga Edelweiss tidak perlu pusing menuju ke lokasi yang berada di atas bukit.
Â
Pengelola sudah membangun fasilitas pandai berundak menuju ke lokasi. Bahkan,pagar pembatas untuk keamanan pengunjung sudah berdiri kokoh mengitari taman itu. Wisatawan akan merasa aman, dan tidak akan tergelincir dari tebing curam di samping tempat wisata tersebut.
Â
Saat berada di saung yang ada di wisata budidaya bunga edelweiss. Wisatawan dapat melihat pemandangan bukit yang ada di Pegunungan Tengger. Keindahan alam semakin bagus saat cuaca sedang cerah.
Â
Pengunjung dapat melihat asap yang membumbung berwarna putih diantara tanaman berdaun hijau dari kejauhan. Jika sudah berada di tempat itu, dijamin tidak ingin beranjak dari lokasi wisata tersebut.
Â
Â
Terdapat Café di Dekat Taman Budidaya Edelweiss
Â
Berada di ketinggian ribuan meter diatas permukaan laut akan terasa dingin dan mudah lapar. Wisatawan tidak perlu khawatir untuk turun kembali, jika ingin membeli sesuatu yang hangat dan mengenyangkan.
Â
Desa Wisata Edelweiss memiliki tempat untuk bersantai, dan ngopi bagi wisatawan yang tidak tahan dengan Suasana yang terlalu dingin. Berbagai minuman lain juga tersedia, kopi ataupun susu hangat juga dijual di kafe tersebut.
Â
Jika wisatawan merasakan lapar saat menikmati wisata di Desa Wisata Edelweiss. Kafe yang ada di tempat itu juga menyediakan berbagai makanan, baik sebagai pengganjal rasa lapar maupun makanan berat yang bisa dipesan setiap saat. Makanan yang tersedia diantaranya berbagai mie instan, ataupun nasi dengan berbagai lauk, seperti telur dan olahan daging ayam, maupun sapi.
Â
Keseruan Bersama Warga Suku Tengger
Â
Mayoritas warga Desa Wonokitri merupakan warga Suku Tengger. Salah satu yang terkenal dengan kebudayaan yang ada di Desa Wonokitri merupakan perayaan adat keagamaan yaitu perayaan Upacara Kasada dan Baleganjur.
Â
Upacara Kasada merupakan ucapan rasa syukur pemeluk Agama Hindu dengan melarung hasil Bumi ke dalam kawah Gunung Bromo. Perayaan tersebut dilaksanakan pada tanggal 14, 15, dan 16 pada bulan ke 10 tanggalan Jawa.
Â
Wisatawan yang datang disaat yang tepat akan diajak bersama warga sekitar untuk bersama-sama melakukan ritual tersebut. Mulai dari awal perencanaan sampai hari pelaksanaan dengan membaur bersama warga setempat. Upacara tersebut dilakukan dengan mengarak hasil bumi menuju ke Kawah Gunung Bromo untuk dilarung.
Â
Destinasi Budaya yang tidak kalah menarik dari Desa Wisata Edelweiss yaitu adanya pertunjukan Baleganjur. Wisatawan akan dimanjakan dengan alunan alat musik gamelan khas Bali. Iring-iringan yang membentuk pasukan dengan pakaian adat tradisional tersebut memberi sentuhan masa lalu dengan nuansa kerajaan yang kental.
Â
Pengelola Desa Wisata Edelweiss
Â
Desa Wisata Edelweiss dikelola oleh Warga Wonokitri dengan Gapokan Hulun Hyang yang berjumlah 39 orang. Kegiatan yang dilakukan yaitu dengan memberikan pelayanan terhadap wisatawan yang datang dan perawatan taman bunga edelweiss agar dapat tumbuh dengan baik.
Â
Pemerintah Desa (Pemdes) Wonokitri memiliki andil besar dalam perkembangan Desa Wisata Edelweiss. Salah satunya dengan memberikan pembinaan dan legalitas bagi pengelola wisata hingga wisata terus berkembang.
Â
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan dan Provinsi Jawa Timur turut memberikan dukungan dengan memberikan SK pariwisata sehingga pariwisata dapat berjalan dengan baik. Bahkan dapat dikenal seluruh Kabupaten Pasuruan dan sekitarnya.
Â
Pemerintah Provinsi melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus memberi dorongan agar pariwisata terus berkembang dan maju. Salah satunya dengan adanya audisi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI).
Â
Jam Operasional dan Harga Tiket
Â
Desa Wisata Edelweiss buka setiap hari dari jam 10.00 sampai 17.00 WIB. Bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana malam, pengelola juga menyediakan homestay. Wisatawan dapat menginap, untuk dapat menikmati wisata 24 jam di lokasi yang ada di ketinggian tersebut.
Â
Harga tiket di lokasi wisata, terkhusus di Taman Bunga Edelweiss. Wisatawan diharuskan membayar uang perawatan sebesar Rp 10 ribu. Begitupun dengan harga menu di kafe yang ada di Desa Wisata Edelweiss.
Â
Rute menuju Desa Wisata Edelweiss
Â
Desa Wisata Edelweiss berjarak 24 KM dengan Kota Pasuruan. Bagi wisatawan yang berada di Kabupaten Pasuruan, dapat melakukan perjalanan dengan menggunakan mobil ataupun sepeda motor dengan lama perjalanan 50 menit.
Â
Bagi yang berasal dari Kota Pasuruan, atau diluar Provinsi Jawa Timur. Wisatawan dapat melakukan perjalanan terlebih dahulu menuju ke Kota Surabaya. Biasa menggunakan mobil maupun pesawat.
Â
Jika menggunakan transportasi udara, dari bandara terdekat yang menerima rute penerbangan ke Bandara Juanda, Surabaya. Kemudian perjalanan dilanjut ke Kota Pasuruan yang berjarak 100 KM dengan lama perjalanan satu jam dengan menggunakan mobil. Berikutnya melakukan perjalanan kembali menuju Desa Wisata Edelweiss
Pengunjung Desa Wisata Edelweiss
Â
Desa Wisata Edelweiss setiap hari dikunjungi oleh berbagai wisatawan dari Kabupaten Pasuruan dan sekitarnya. Pada tahun 2019, pengelola mencatat jumlah pengunjung yang datang yaitu sebanyak 324 orang.
Â
Jumlah kunjungan wisatawan Desa Wisata Edelweiss naik di tahun 2020. Pengelola mencatat ada 453 orang yang datang untuk menikmati keindahan Bunga Edelweiss di lokasi tersebut.
Â
Wisatawan Desa Wisata Edelweiss mengalami kenaikan yang signifikan di tahun 2021. Tercatat sebanyak 19 ribu orang datang untuk berkunjung di wisata yang berada di Pegunungan Tengger itu.
Â
Kenaikan wisatawan kembali terjadi di tahun 2022. Pengelola mencatat kunjungan ke Desa Wisata Edelweiss sebanyak 38 ribu orang.
Trafik Pengunjung Desa Wisata Edelweiss
ribu Orang
No Data Found
Omset Desa Wisata Edelweiss
Â
Omset Desa Wisata Edelweiss terbilang cukup tinggi. Bahkan setiap tahunnya selalu mengalami kenaikan. Pada tahun 2019, keuntungan yang didapat oleh pengelola desa wisata sebanyak Rp 45 juta.
Â
Omset dari sektor pariwisata mengalami kenaikan di tahun 2020. Total jumlah keuntungan yang didapat oleh Desa Wisata Edelweiss yakni sebanyak Rp 63 juta.
Â
Kenaikan omset kembali terjadi di tahun 2021. Jumlah uang yang didapat yaitu Rp 315 juta.
Â
Omset kembali naik secara signifikan di tahun 2022. Pengelola Desa Wisata Edelweiss mencatat jumlah dana yang masuk sebanyak Rp 724 juta.
Grafik Omset Desa Wisata Edelweiss
juta Rupiah
No Data Found