Kades di Dairi Dituntut, Usai Aniaya Warga

DAIRIKepala Desa Sempung Polling, Kecamatan Lae Parira, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara (Sumut), diduga telah menganiaya salah satu warga saat acara perayaan HUT Ke-78 RI, Kamis (17/8/2023). Kades berinisial JS itu diduga melakukan penganiayaan kepada korban yang bernama Putra Sianturi.

 

Kuasa hukum korban, Dedi Kurniawan Angkat mengatakan, peristiwa bermula ketika pertandingan sepak bola antara Desa Sempung Polling dengan Sidikalang FC.

 

Saat pertandingan masih berlangsung, Putra menerima laporan bahwa ayahnya dipukuli oleh Sobat Saragih serta dua orang lainnya.

 

“Sekitar pukul 21.15 WIB, klien kami mencari terduga pelaku, Sobat Saragih, untuk menanyakan kenapa yang bersangkutan memukul ayahnya,” kata Dedi, Jumat (25/8/2023).

 

Saat keduanya bertemu, Dedi menambahkan, Putra pun langsung menanyakan alasan Sobat memukul ayahnya.

 

“Kemudian terjadilah cekcok antar keduanya hingga saling dorong,” ujar Dedi.

 

Saat Putra mendorong Sobat, kedua rekan terduga pelaku, JS dan WS, langsung mengeroyok korban.

 

“Lalu seorang warga kemudian memeluk Putra dan membawanya ke rumah untuk diamankan sementara,” ucap Dedi.

 

Saat Putra berada di rumah warga, datang Kades Sempung Polling, JS.

 

Dia pun langsung memukul mata kiri, menampar, dan menendang lutut Putra.

 

“Kemudian si kades ini juga sempat mengatakan ‘harus dimusnahkan dia,” ungkapnya.

 

Akibat tindakan tersebut, Putra mengalami sejumlah luka, yakni memar pada mata, lutut kiri, kepala, dan luka lecet pada bagian ibu jarinya.

 

“Korban pun kemudian melaporkan hal tersebut kepada Satreskrim Polres Dairi,” jelasnya.

 

Sempat dimediasi Putra dan para terduga pelaku sempat dimediasi oleh Forkompinda di Aula Kantor Kecamatan Lae Parira, pada Kamis (24/8/2023).

 

Namun, menurut Dedi, para terduga pelaku terkesan enggan bertanggung jawab atas kerugian yang dialami korban.

 

Sang kades hanya diam, sedangkan Sobat Saragih dan temannya tak mengakui telah melakukan tindak penganiayaan kepada korban.

 

“Tentu kami sangat kecewa, seharusnya kepala desa memberikan contoh kepada masyarakat dan tidak melakukan penganiayaan,” tutur Dedi.

 

Penulis: Ulfa
Editor: Danu

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *