Musim Kemarau Tiba, Petani di Muara Enim Suplai Air Sumur Bor

Ilustrasi persawahan. Sumber foto: iStock

MUARA ENIM – Memasuki musim kemarau, petani di Kecamatan Muara Enim mulai menyuplai pasokan air dari sumur bor untuk pemenuhan areal persawahan. Dalam hal ini, sistem pembagian air dibagi melalui saluran pipa menuju lahan pertanian warga.

 

“Penyuplai pasokan air untuk kebutuhan areal persawahan kita memakai sumur bor. Memasuki musim kemarau kita calangi dengan sumur bor dan pipa untuk dialirkan ke persawahan,” ujar Agus Tani Pariansyah salah satu petani Desa Tanjung Jati, Kecamatan Muara Enim, Kamis (24/8/2023).

 

Meski memakai sumur bor, kata dia, air yang didapat tidak maksimal karena debit air tidak terlalu banyak sehingga air sumur bor cepat habis.

 

Namun demikian, areal persawahan tetap mendapatkan pasokan air sampai waktu panen tiba.

 

“Masih bisa produksi tapi tidak maksimal,” katanya.

 

Lanjut Agus, setiap kali memasuki musim kemaru ini lebih prihatin bagi petani tidak memiliki sumur bor. Akibatnya areal persawahan mengalami kekeringan karena tidak ada pasokan air.

 

“Ya kalau musim kemarau permasalahan yang dihadapi petani adalah air dan hama tikus,” katanya.

 

Oleh karena itu, agar tanaman padi tidak rusak, maka para petani melakukan pemusnahan hama siput sejak awal tanam dan menjaga dari serangan hama belalang dan tikus.

 

Selain itu, Agus menjelaskan untuk hasil panen yang sudah-sudah cukup berlimpah hingga menghasilkan 11 ton dalam satu hektar lahan sawah. Jadi, untuk 132 hektar lahan persawahan bisa menghasilkan ribuan ton gabah kering.

 

Saat ini petani di Desa Tanjung Jati hanya mampu panen dua kali dalam satu tahun dan maksimal bisa tiga kali panen jika pasokan air berlimpah. Namun, selama ini petani masih mengandalkan air hujan dan 32 sumur bor untuk pasokan air.

 

“Produksi kita 11,4 ton per hektar. Varietas padinya Cakrabuana 08. Mengenai hasilnya tahun 2019 itu tujuh sampai delapan ton, tahun 2022 sembilan ton. Ini terus meningkat sampai 11,2 sampai 11,4 ton,” ungkapnya.

 

Saat ini petani di Desa Tanjung Jati sudah bisa mengatasi permasalahan pupuk karena menggunakan pupuk organik yang mereka buat sendiri, sehingga untuk perawatan bisa maksimal.

 

Dirinya berharap pemerintah Kabupaten Muara Enim dapat membangun perairan irigasi atau penambahan sumur bor sehingga kebutuhan pasokan air untuk persawahan berlimpah sehingga akan berdampak pada produksi padi dan bisa bisa tiga kali panen jika pasokan air mencukupi.

 

Penulis: Ulfa
Editor: Danu

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *