Areal Sawah di Aceh Utara dan Lhokseumawe Akan Dialiri Air Krueng Pase

Ilustrasi. Sumber foto: iStock

LHOKSUKONBalai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera 1 menargetkan dapat mengalirkan air dari Krueng Pase via saluran peralihan ke areal sawah di Aceh Utara dan Lhokseumawe pada akhir September 2023. Pengaliran air ke areal sawah warga tersebut akan dilakukan secara bertahap dalam beberapa hari ke depan.

 

“Pekerjaan saluran peralihan menuju saluran primer di sayap kanan sudah selesai dikerjakan,” ujar Pejabat Pembuat Komitmen Irigasi dan Rawa II Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air(SNVT PJPA) BWS Sumatera I, Syafrepi Hasibuan, Rabu (23/8/2023).

 

Areal sawah di sayap kanan irigasi Krueng Pase meliputi di Kecamatan Nibong, Tanah Luas, Tanah Pasir, Syamtalira Aron dan Matangkuli.

 

“Jadi air akan dialirkan secara bertahap, setelah ke sayap kanan kemudian ke sayap kiri,” ujar Syafrepi.

 

Dalam waktu dekat ini, BWS Sumatera I berencana melakukan peninggian pasangan bronjong (cofferdam) di hulu saluran pengelak.

 

Kemudian penyusunan kembali batu gajah (bolder) yang sudah rusak di hilir saluran pengelak, serta normalisasi saluran primer kiri, dengan meminta bantuan eskavator dari Pemkab Aceh Utara.

 

“Ini kita lakukan secara swakelola dengan dana operasional dari BWS Sumatera 1, jadi ini proyek pekerjaan langsung,” kata Syafrepi Hasibuan ST.

 

Ditambahkan, ditargetkan pekerjaan tersebut sudah selesai pada September, sehingga pada akhir September 2023, air sudah dapat dialirkan ke sawah warga di sayap kanan.

 

Karena itu pihaknya berharap dukungan dari semua pihak, agar pekerjaan pengaliran air ke sawah warga dapat dilakukan sesuai dengan yang direncanakan pada akhir September 2023.

 

Untuk diketahui 9.174 hektare areal sawah dalam delapan kecamatan di Aceh Utara sejak 2020 sampai Agustus 2023 tidak bisa digarap, karena petani tidak dapat memperoleh sumber air bendung irigasi krueng Pase.

 

Karena bendung irigasi Krueng Pase peninggalan Belanda di Desa Leubok Tuwe, Kecamatan Meurah Mulia sudah rusak sejak 2020.

 

Kemudian pada tahun 2021, bendung irigasi Krueng Pase dibangun di Desa Lubok Tuwe berbatasan dengan Desa Maddi, kecamatan Nibong dengan dana Rp 44,8 miliar dari APBN.

 

Pihak rekanan berjanji dalam masa pengerjaan proyek itu akan mengalirkan air ke sawah warga melalui saluran alternatif, tapi tidak ditepati.

 

Bahkan proyek yang dikerjakan PT Rudi Jaya asal Sidoarjo, Jawa Timur itu mangkrak dan realisasinya sekitar 36 persen pada akhir Desember 2022.

 

Penulis: Ulfa
Editor: Danu

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *