LUMAJANG – Bencana kekeringan telah melanda 17 desa di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Kekeringan itu disebabkan oleh musim kemarau berkepanjangan atau El Nino yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir ini.
“Setidaknya terdapat 17 Desa di 7 Kecamatan terdampak musim kemarau saat ini,” kata Kepala Bidang Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Reza, Selasa (22/8/2023).
Reza mengatakan pihaknya akan mendistribusikan sebanyak 10.000 liter air bersih kepada masyarakat yang terdampak. Air bersih tersebut berasal dari PDAM Lumajang yang akan melakukan dropping air bersih.
“Pengiriman dilakukan dalam 1 hari dua kali. Yaitu pada pagi dan sore hari,” ujarnya.
Selain itu, pihak BPBD juga akan berkoordinasi dengan BKSDA Lumajang terkait dengan pengelolaan sumber daya dan potensi air di wilayah Lumajang. Hal itu untuk mengatasi kekurangan air yang dialami oleh warga.
“Nantinya, kami akan melakukan upaya distribusi air bersih bersama dengan pihak Perumda dan BKSDA,” imbuh Reza.
Ia menyebut, jika dibandingkan dengan tahun lalu, jumlah desa yang mengalami kekeringan sedikit berbeda. Pada tahun 2023 ini jumlahnya mencapai 17 desa, sementar tahun 2022 yang terdampak 19 Desa.
Diketahui, sejumlah desa yang terdampak meliputi Kecamatan Ranuyoso dengan 4 desa, yakni Desa Jenggrong, Desa Sumberpetung, Desa Wonoayo, dan Desa Meninjo. Sementara di Kecamatan Gucialit, desa yang terdampak di antaranya Desa Tunjung, Desa Gucialit, dan Desa Dadapan.
Berikutnya di Kecamatan Randuagung dengan satu yaitu Desa Salak. Kemudian di Kecamatan Kedungjajang terdiri dari Desa Jatisari, Desa Bence, dan Desa Krasak.
Sementara di Kecamatan Lumajang terdiri dari Desa Blukon dan Desa Boreng. Selanjutnya di Kecamatan Padang yang terdampak hanya di Desa Kalisemut dan di Kecamatan Klakah meliputi Desa Kebonan, Desa Sawaran Kulon, dan Desa Tegal Ciut.
Penulis: Habib Az
Editor: Rizal Kurniawan
