Desa Adat Kuku Gelar Tradisi Ngerebeg

Foto ngerebeg, sumber foto: sumber resmi indonesia.go,id
Foto ngerebeg, sumber foto: sumber resmi indonesia.go,id

TABANAN – Warga Desa Adat Kukuh, Tabanan, Bali menggelar tradisi Ngerebeg di Pura Dalem Kahyangan Kedaton. Tradisi ini digelar dalam rangkaian akhir upacara piodalan yang rutin digelar setiap enam bulan sekali, tepatnya pada saat Anggara Kasih Wuku Medangsia.

 

“Ngerebeg maknanya di sini sebagai bentuk suka cita karena upacara piodolan sudah selesai, selamat semuanya,” kata Bendesa Adat Kukuh I Gusti Ngurah Arta Wijaya, Selasa, (22/8/2023).

 

Ia menjelaskan, Ngerebeg menjadi rangkaian akhir dari pelaksanaan piodalan di Pura Dalem Kahyangan Kedaton. Pelaksanaan ini berlangsung pada senja hari, atau di Bali disebut sandikala.

 

Tradisi Ngerebeg ini dilakukan oleh semua warga, baik dari kalangan anak-anak hingga dewasa, dengan cara mengitari area utama Pura Dalem Kahyangan Kedaton sebanyak tiga kali putaran sembari membawa rontek (bendera), tedung (payung), hingga ranting-ranting kayu. Hal itu diyakini sebagai bentuk suka cita yang diluapkan oleh warga.

 

“Karena pujawali (piodalan) di sini diyakini harus selesai pada waktu pertemuan sore menuju malam atau disebut sandikala,” katanya.

 

Batas waktu tersebut menjadi keunikan tersendiri dari pelaksanaan piodalan di Pura Dalem Kahyangan Kedaton. Sebab, pada umumnya pelaksanaan puncak piodalan di pura-pura lain tidak ditentukan batas waktunya.

 

“Karena di sini masih meyakini di malam hari (usai pujawali) ada penangkilan secara niskala,” tuturnya.

 

Piodalan di Pura Dalem Kahyangan Kedaton ini dilaksanakan oleh warga dari 12 banjar adat. Tiap piodalan akan ada satu banjar adat yang dipilih sebagai penanggap (panitia piodalan).

 

Penulis: Hafidus Syamsi

Editor: Mukhlis

 

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *