KEDIRI – Sebuah desa kecil bernama Keniten, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri memiliki kisah yang menarik. Desa dengan luas 6,81 km persegi di lereng Gunung Wilis ini sempat menjadi petilasan pertapaan putra selir Kerajaan Kediri.
“Jadi di sini merupakan tempat pamuksan atau pertapaan Potro Kusumo, pengembara. Miturut cerita sesepuh, Mbah Potro Kusumo ini putra selir dari Kerajaan Kediri,” kata Kepala Desa Keniten, Arik Suryani, Sabtu (19/8/2023).
Suryani menjelaskan, tempat pertapaan tersebut berada di sebelah utara Balai Desa Keniten. Gapura tinggi besar berwarna putih, menjadi pembuka jalan menuju pertapaan sang pengembara di atas bukit.
“Harus melewati puluhan anak tangga sebelum sampai di lokasi yang kini dikenal sebagai Petilasan Selo Gilang,” katanya.
Ia menceritakan, konon pengembaraan Potro Kusumo ini sampai di Laut Selatan. Setelah lama mengembara, dirinya kembali dan menemukan sebuah tempat di bukit kecil di lereng Gunung Wilis ini untuk beristirahat bersama prajuritnya.
“Sebelum mukso, Mbah Potro Kusumo ini pernah bercerita ke kawulo kinasih atau anak buahnya bahwa tempat ini sejuk, Kanita dalam bahasa Sansekerta. Lha lidahnya orang Jawa jadilah Keniten sampai anak cucu,” jelasnya.
Di atas bukit, tempat pertapaan Potro Kusumo ini suasana memang terasa sangat sejuk. Lokasi ini terasa semilir angin di bawah pepohonan yang rindang. Pegunungan Wilis yang tampak dari kejauhan juga menambah kesan damai kawasan ini.
“Petilasan Selo Gilang ini mulai dibangun sekitar tahun 1980 oleh trah Potro Kusumo dari Jogja. Tahun 2015, bangunan itu kemudian diserahkan menjadi aset desa,” terang bu Kades.
Disebutkan, setiap suro sesuai penanggalan Jawa, keluarga Potro Kusumo masih sering datang untuk berziarah. Pihak desa juga rutin setiap tahun menggelar doa di petilasan yang menjadi cikal bakal desa ini.
“Masyarakat sekitar yang biasanya punya gawe seperti itu juga doa di sana, nyadran ya istilahnya,” tandasnya.
Penulis: Habib Az
Editor: Rizal Kurniawan