NTT – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) mengatakan Pemerintah Provinsi NTT telah melakukan rehabilitasi lahan seluas 1.500 hektare yang telah ditanami 1,9 juta bibit bambu. Ha tersebut bertujuan untuk melestarikan tanaman bambu yang ada di daerahnya.
“Tanaman bambu ini memiliki manfaat yang sangat besar baik untuk menjaga lingkungan terutama untuk mendukung ketersediaan air baku sehingga tetap tersedia serta untuk pengembangan ekonomi masyarakat,” kata Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, Minggu, (20/8/2023).
Ia menjelaskan, pihaknya terus berupaya untuk membantu pemberdayaan ekonomi desa, diantaranya melalui usaha budidaya bambu. Seperti yang sudah dilakukan di Kabupaten Ngada dengan membentuk kelompok “mama-mama bambu” untuk membudidayakan bibit bambu sekaligus meningkatkan ekonomi desa.
Dalam hal ini, pihaknya telah menggandeng Yayasan Bambu Lestari untuk mendirikan kampus bambu pertama di Indonesia yang ada di Desa Turetego Mataloko Kabupaten Ngada.
Ia juga mengatakan, pihaknya akan terus memperluas lokasi budi daya bambu yang tersebar di beberapa kabupaten. Seperti Kabupaten Ende, Nagekeo, Ngada, Manggarai Timur, Manggarai dan Manggarai Barat.
Menurutnya, jenis tanaman bambu yang akan dikembangkan adalah bambu ur, bambu petung dan pering dengan jumlah bibit yang mencapai 1,9 juta bibit bambu untuk merehabilitasi lahan seluas 1.500 hektare.
“Kunjungan Presiden Joko Widodo pada 1 Juii 2022 di kampus bambu menjadi dukungan nyata bagi pengembangan NTT sebagai sentra bambu Nasional,” katanya.
Ia menambahkan, dukungan lintas kementerian seperti Kementerian PUPR, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Koperasi dan UMKM telah berhasil mendirikan Rumah Produksi Bersama (RPB) di Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat.
Selain itu, pengadaan bibit dan penanaman sekitar 160.000 bambu di 50 bendungan telah di prioritas di seluruh Indonesia.
Penulis: Hafidus Syamsi
Editor: Mukhlia