SITUBONDO – Kerukunan antar umat beragama warga Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo ini patut dicontoh. Desa ini mengusung jargon Desa Wisata Kebangsaan bahkan disebut sebagai Desa Pancasila karena toleransi antar pemeluk agama sangat tinggi.
“Kerukunan antarpemeluk agama di Desa Wonorejo patut diapresiasi. Di desa berpenduduk 7,2 ribu jiwa ini terdapat 4 agama. Yakni Islam, Katolik, Kristen, dan Hindu,” kata warga Desa Wonorejo, Heri Sampurno, Minggu (13/8/2023).
Heri menjelaskan, antar umat beragama tampak rukun dan saling menghormati satu sama lain. Keberagaman dalam beragama tidak hanya antar-rumah, tidak jarang dalam satu keluarga ada beberapa agama yang dipeluk.
“Di desa sini sudah biasa Mas. Antar-rumah bahkan antar anggota keluarga beda keyakinan,” terang Heri.
Menurut Heri, mereka tidak menganggap perbedaan tersebut sebagai hambatan. Mereka tetap bisa menjaga keharmonisan dan saling menghargai tetangga atau anggota keluarga satu sama lain.
“Di keluarga saya sendiri saja, contohnya. Saya muslim, istri saya nasrani, anak-anak saya ada yang memeluk agama Islam, ada yang agama Nasrani,” ujarnya.
Pria yang juga Direktur BUM Desa Wonorejo ini menambahkan warga desa saling menghormati satu sama lain meski beda keyakinan. Sebagai contoh, saat muslim melaksanakan hari raya, pemeluk agama lain yang mengamankan pun sebaliknya.
Bupati Situbondo Karna Suswandi mengaku akan terus mendorong dan memberi dukungan pada Desa Wonorejo. Pihaknya mendukung desa itu untuk menjadi nominasi sebagai desa wisata terbaik bersama 75 desa di Indonesia.
“Kami akan terus menggali potensi-potensi lain yang ada di desa tersebut. Sehingga akan menjadi perpaduan, sebagai desa dengan keberagaman pemeluk agama, wisata, serta budaya lokal menjadi Desa Wisata Kebangsaan,” terang Karna.
Diketahui, desa ini memiliki sekitar 30 lebih penginapan atau homestay. Semuanya dikelola secara perorangan oleh warga desa. Keberadaan puluhan homestay tersebut untuk menunjang wisatawan yang hendak menuju Taman Nasional Baluran pun obyek wisata desa bernama Pantai Pandean.
Penulis: Habib
Editor: Rizal Kurniawan