SEMARANG – Musim kemarau kering yang terjadi tahun ini membuat warga Dusun Kebontaman, Desa Kalikayen, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang mengalami krisis air bersih. Akibatnya sekitar 250 keluarga dengan 800-an jiwa bertahan hanya dengan mengandalkan bantuan dari berbagai pihak.
“Ada 200 sumur warga yang kering. Kami tentu mengandalkan air bersih yang didroping oleh beberapa instansi maupun dari BPBD,” kata Kepala Desa Kalikayen Sugiono, Minggu (13/8/2023).
Sementara itu, Saya’ah (60) warga setempat mengatakan sumur yang menjadi andalan untuk kebutuhan air saat ini mengering sejak satu bulan terakhir. Kondisi itu membuat dirinya hanya bisa menunggu dropping air bersih dari pemerintah, sementara untuk mengambil air di sungai dirinya mengaku sudah tidak sanggup.
“Jaraknya jauh, sampai tiga kilometer. Kalau jalan bawa galon sudah tidak kuat. Kalau tetangga ada yang bawa motor, biasanya numpang mengambil air di sungai,” katanya.
Lebih lanjut, Bendahara Palang Merah Indonesia (PMI) Jacobus Dwihartanto, mengatakan dropping air akan terus dilakukan selama masyarakat membutuhkan. Ia menyebutkan terdapat 50 mobil tangki telah disiapkan.
“Kita ada 50 mobil tangki untuk mengangkut air bersih, jadi yang terpenting adalah melakukan distribusi dari daerah yang surplus air ke daerah yang kekurangan,” ungkapnya.
Ia mengaku kaget karena ternyata warga Kalikayen mengalami kesulitan air bersih sejak Mei 2023. Menurutnya, ini merupakandampak dari El Nino atau kemarau panjang sehingga kekeringan yang terjadi menjadi lebih lama.
“PMI akan selalu hadir membantu masyarakat, sehingga jika membutuhkan air, bisa langsung koordinasi,” tandasnya.
Penulis: Habib
Editor: Rizal Kurniawan