Kolom Desa

Tumbuhkan Ekonomi Warga dengan Unit Usaha Produksi Kopi

MANGGARAI TIMUR – BUM Desa Poco Nembu berhasil memberikan angin segar bagi warga Desa Colol. Pasalnya BUM Desa ini mampu meningkatkan perekonomian warga dengan unit usaha produksi kopi. Hingga saat ini, lapangan pekerjaan terbuka luas.

 

BUM Desa Poco Nembu secara resmi berdiri pada tahun 2018 berdasarkan Peraturan Desa tentang Pendirian Badan Usaha Milik Desa Colol. Ketua BUM Desa Poco Nembu, Rudol Supardi menjelaskan bahwa tujuan dari pendirian BUM Desa Poco Nembu untuk meningkatkan perekonomian warga Desa Colol dan mampu membuka lapangan pekerjaan yang luas.

 

“Tujuan pendirian BUM Desa Poco Nembu dalam rangka untuk meningkatkan ekonomi warga dan membuka lapangan pekerjaan bagi warga Desa Colol,” ungkap ketua BUM Desa Poco Nembu.

 

Unit Usaha Produksi Kopi

 

BUM Desa Polo Nembu terletak di Desa Colol, Kecamatan Lamba Leda Timur, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Masyarakat Desa Colol menjelajahi industri Agrowisata melalui hasil kopi yang melimpah dan cita rasanya yang juga digemari khalayak. Seperti diketahui Colol merupakan desa penghasil kopi arabika terbaik di Pulau Flores, Indonesia. Tidak ada yang memungkiri bahwa kopi Arabika di wilayah ini memiliki cita rasa yang khas.

Para petani Kopi Poco Nembu Desa Colol. Sumber foto: website resmi victornews
Para petani Kopi Poco Nembu Desa Colol. Sumber foto: website resmi victornews

Di daerah ini, kopi spesial Juria dan Yellow Catura jenis Arabika tumbuh subur. Hampir 80 persen masyarakat Desa Colol merupakan petani kopi dengan rata – rata 50 persen penduduknya menghasilkan kopi dengan kualitas terbaik. Mendukung keberlangsungan pekerjaan petani kopi serta dalam upaya meningkatkan ekonomi para petani kopi, pada tahun 2018 dibentuklah BUM Desa Poco Nembu Desa Colol.

Mesin pengemas Kopi Poco Nembu BUM Desa Poco Nembu. Sumber foto: akun resmi Youtube Frido Beo

Daerah ini merupakan penghasil Arabika berkualitas tinggi, namun nyatanya tidak sepenuhnya merasa sejahtera. Mereka masih mengeluh terkait harga kopi yang tidak menjamin kepuasan bagi mereka serta tingkah rentenir yang selama ini masih meresahkan petani kopi.

 

Ketua BUM Desa Poco Nembu Rudol Supardi menjelaskan, meskipun para petani mampu menghasilkan kopi dengan kulitas kopi yang terbaik, namun harga jual kopi sangat dirasakan tidak sepadan. Kehadiran para rentenir yang membeli kopi langsung dari para petani kopi dengan harga yang murah sungguh tidak memberikan peningkatan nilai ekonomi yang baik bagi para petani kopi. Dengan dibentuknya BUM Desa Poco Nembu, diharapkan mampu mengatasi kondisi yang sangat memperihatinkan ini.

 

Rudol Supardi, lanjut menjelaskan proses pengolahan biji kopi masih dengan cara manual. Biji kopi dalam bentuk Green Bean yang diambil dari para petani kopi kemudian diolah menggunakan mesin seadanya. Hinggah kemudian selanjutnya diolah dengan menggunakan mesin penggorengan hasil bantuan dari Kementreian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Sedangkan mesin kemasan, merupakan bantuan dari Bank NTT yang awalnya muncul melalui ide pembuatan kopi kemasan.

 

BUM Desa Poco Nembu saat ini fokus mengembangkan produksi kopi dalam kemasan 12 gram. Saat berdiri pada pertengahan tahun 2020 lalu, produksi perdana kopi kemasan Poco Nembu berhasil memproduksi hingga 50 ribu kemasan. Adapun 50 ribu kemasan itu laku terjual kurang lebih 4 bulan.

 

Sementara itu, untuk pemasangan, kopi sachet, dalam ukuran kemasan 25 gram dan 250 gram, nantinya akan dilakukan dalam bentuk grosiran. Untuk target jangka panjang, BUM Desa Poco Nembu berharap mampu menjangkau hotel dan restaurant yang ada di Pulau Flores.

Untuk harga per kemasannya bervariatif mulai 7 rb sampai 20 rb, tergantung kemasannya yakni 12 gram, 25gram, 250 gram, 500 gram dan 1 kg.

Kopi Poco Nembu Kemasan BUM Desa Poco Nembu. Sumber foto: webiste resmi infopublik

Sedangkan untuk pemasaran kopi ini melalui kerjasama dengan hotel di Flores, media social dan dukungan dari Bank NTT. Selain itu juga, Bank NTT memberikan bantuan mesin kemasan, pihaknya juga turut membantu dalam mewujudkan hak kekayaan bagi kemasan Kopi Poco Nembo untuk secara resmi diakui. Selain itu berbagai kegiatan pendampingan dan pelatihan pun turut diberikan sebagai upaya menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang mumpuni.

 

Modal BUM Desa Poco Nembu

 

Modal awal BUM Desa Poco Nembu berasal dari Dana Desa sebesar Rp 100 juta yang dialokasikan untuk pengembangan unit usaha pengelolaan produksi Kopi Poco Nembu.

 

Peningkatan Lapangan Pekerjaan yang Tersedia

 

Keberadaan BUM Desa Poco Nembu mampu membangkitkan roda perekonomian masyarakat Desa Colol melalui unit usaha yang dikembangkannya. Hal ini terbukti dengan tersedianya lapangan pekerjaan dan meningkatnya perekonomian masyarakat.

 

Karyawan BUM Desa Poco Nembu berjumlah sekitar 12 karyawan. Selain itu, BUM Desa Poco Nembu bermitra dengan para petani Desa Colol untuk pembelian bahan mentah kopi.

 

Pendapatan BUM Desa Poco Nembu

 

Omset BUM Desa Poco Nembu pada tahun 2020 sebesar Rp 40 juta, selanjutnya di tahun 2021 omsetnya sebesar Rp 45 juta. Sedangkan di tahun 2022 mencapai omset sebesar Rp 60 juta. Secara keseluruhan, BUM Desa Amanah bisa memberikan PADes sebesar 30 persen.

Pendapatan BUM Desa Poco Nembu

(dalam juta)

No Data Found

Exit mobile version