Menjajaki Ekowisata Mangrove di Desa Wringinputih

Desa Wisata Wringinputih memiliki potensi pantai yang banyak ditumbuhi Pohon Mangrove. Masyarakat setempat pun memanfaatkan potensi itu sebagai area konservasi ekowisata. Pada tahun 2022 lalu, destinasi wisata ini ditetapkan sebagai Desa wisata. 

BANYUWANGI– Desa Wringinputih merupakan desa yang berada di kawasan pesisir Banyuwangi. Tak heran jika profesi mayoritas penduduknya adalah sebagai nelayan. Namun ada pula beberapa masyarakat yang berprofesi sebagai pengelola lahan kebun.

 

Sejak tiga terakhir, masyarakat setempat mulai merambah profesi sebagai pelaku wisata, dengan destinasi utamanya adalah wisata mangrove. Warga Desa Wringinputih aktif menanam Pohon Mangrove. Kegiatan tersebut dilakukan bersama dengan warga lainnya ataupun bersama  pengunjung yang datang ke tempat itu.

 

“Wisata akan digunakan research dan education Pariwisata terutama ekowisata, baik kampus dalam negeri maupun luar negeri dalam pelestarian Hutan Mangrove yang sudah ada,” sebut Ketua Pokdarwis Wringinputih Muhammad Ali Saifudin, Selasa (01/08/2023).

 

Mahasiswa menanam Pohon Mangrove bersama warga Desa Wringinputih di Wisata Konservasi Mangrove Cemara Kawang. Sumber foto : Pengelola Desa Wisata Wringinputih.
Mahasiswa menanam Pohon Mangrove bersama warga Desa Wringinputih di Wisata Konservasi Mangrove Cemara Kawang. Sumber foto : Pengelola Desa Wisata Wringinputih.

 

Spot Ekowisata Tersebar di Tiga Dusun 

 

Spot utama yang menjadi keunggulan Desa Wisata Wringinputih adalah destinasi konservasi Mangrove dan wisata pantainya. Setidaknya spot destinasi ini tersebar di tiga dusun, yakni Dusun Kabat Mantren, Dusun Tegal Pare dan Dusun Krajan.

 

Di Dusun Kabat Mantren, terdapat Pantai Konservasi Mangrove Cemara Kawang. Di pantai ini tanaman mangrove berjejer memanjang dan rapi. Pengunjung dapat menikmati angin sepoi- sepoi dari pantai dibawah pohon mangrove di tepian pantai. Spot destinasi ini juga menyediakan track untuk jalan santai bagi pengunjung.

 

Bergeser sedikit ke Dusun Tegalpare, wisatawan dapat menikmati rimbunnya pohon mangrove di daerah itu. Dusun ini berada di daratan paling ujung Pulau Jawa. Selain hijaunya Pohon Mangrove, pengunjung juga dapat menikmati keindahan Selat Bali. 

 

Wisata yang tidak kalah menarik di Desa Wisata Wringinputih yaitu Pesona Teluk Pangpang di Dusun Krajan. Terdapat wisata Pantai Kli- Kli. Lokasinya berada di Ujung Delta Muara Sungai Setail.

 

Wisatawan dapat menikmati panorama alam yang berbeda dengan kedua lokasi wisata sebelumnya. Pemandangan tersebut berupa gundukan tanah timbul saat air surut dengan Pohon Mangrove yang tumbuh dengan subur. Selain itu, Burung Kuntul Kerbau hinggap di lokasi itu untuk mencari ikan kecil.

 

Tak hanya itu, wisatawan dapat menikmati pengalaman menanam pohon mangrove secara langsung. Wisata ini cocok bagi anak- anak untuk mengenalkan pengalaman menanam Pohon Mangrove. Selain itu, wisatawan dapat menyewa paket wisata susur laut dengan fasilitas perahu dan pelampung beserta tour guidenya untuk memutari Selat Bali.

 

Wisata Susur Laut menggunakan fasilitas perahu di Desa Wisata Wrinhinputih. Sumber foto : Pengelola Desa Wisata Wringinputih.
Wisata Susur Laut menggunakan fasilitas perahu di Desa Wisata Wrinhinputih. Sumber foto : Pengelola Desa Wisata Wringinputih.

 

Pengelola Desa Wisata  Wringinputih

 

Wisata Pantai Mangrove Cemara Kawang dikelola oleh Kelompok Usaha Bersama (KUB) Mina Sera Laut bersama dengan Pokdarwis. Pantai Konservasi Mangrove Kili Kili dikelola oleh KUB Bangki Remaja Tegalpare (BARET).

 

Sedangkan Konservasi Mangrove Teluk Pangpang dikelola oleh kerjasama antara KUB Pangpang Tanjung Pasir (PTP), Selayar, Bahari Detail Sejahtera (BSS), Makmur dan Merpati, yang dibina oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Wringinputih.

 

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi melalui Dinas Pariwisata juga turut memberikan dukungan melalui legalitas jalannya Pariwisata di Desa Wisata Wringinputih. Desa ini juga kerap mengikuti beberapa kompetisi Desa Wisata yang diadakan oleh Kemenparekraf.

 

 

Keindahan Pantai Teluk Biru di Desa Wisata Wringinputih. Sumber foto : Pengelola Desa Wisata Wringinputih.
Keindahan Pantai Teluk Biru di Desa Wisata Wringinputih. Sumber foto : Pengelola Desa Wisata Wringinputih.

 

Jam Operasional dan Harga Tiket

 

Pengelola Desa Wisata Wringinputih membuka wisata setiap hari mulai dari pukul 08.00 sampai 17.00 WIB. Wisatawan diperbolehkan untuk berkunjung pada malam hari.

 

Namun, harus melalui perizinan terlebih dahulu. Harga Tiket yang ada di Desa Wisata Wringinputih tidak terlalu mahal. Tiket pada setiap tujuan destinasi wisata, dibandrol dengan harga Rp 5 ribu.

 

Pengunjung dapat berjalan-jalan sepuasnya menikmati pemandangan hijaunya pohon mangrove. Ditambah pemandangan Pantai dengan latar belakang Selat Bali dan Pulau Dewata.

 

Rute Menuju Desa Wisata Wringinputih

 

Desa Wringinputih memiliki jarak 40 KM dari pusat Kota Banyuwangi. Wisatawan yang berasal Kawasan Banyuwangi dapat menggunakan transportasi seperti mobil atau sepeda motor darat menuju ke lokasi wisata.

 

Bagi Wisatawan yang berasal dari luar Provinsi Jawa Timur. Perjalanan dapat dilakukan dengan menggunakan Transportasi Udara melalui Bandara terdekat yang menerima rute penerbangan menuju Bandara Internasional Banyuwangi.

 

Jarak antara Bandara Internasional Banyuwangi dan Desa Wringinputih  26 KM. Jika Wisatawan  menggunakan mobil, diperkirakan lama perjalanan yaitu 52 Menit.

 

Wisatawan yang berasal dari Luar Jawa Timur juga dapat melakukan penerbangan melalui Bandara terdekat yang menerima penerbangan rute Bandara Juanda, Surabaya.

 

Akan tetapi, harus kembali melanjutkan  perjalanan dengan menggunakan mobil, taksi ataupun angkutan umum dengan menempuh jarak 303 KM, durasi perjalanan selama 6 jam menuju Desa Wringinputih, Banyuwangi.

 

Bagi wisatawan yang berasal dari luar Pulau Jawa, seperti Provinsi Bali, dan kawasan timur lainya. Perjalanan dapat menggunakan transportasi laut dari pelabuhan terdekat menuju ke Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. 

 

Berikutnya, perjalanan dilanjutkan kembali dengan menggunakan mobil maupun angkutan umum menuju Desa Wringinputih.  Jarak kedua lokasi itu yakni 49 KM dengan lama perjalanan 1 jam 30 menit.

 

Pengunjung Desa Wisata Wringinputih

 

Setiap tahunnya Desa ini dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara dari berbagai daerah. Mayoritas pengunjung merupakan warga Kabupaten Banyuwangi. 

 

Pada tahun 2017 terdapat 50 ribu pengunjung yang datang. Lalu, pada tahun 2018 jumlah pengunjungnya naik menjadi 64 ribu.

 

Setahun kemudian, yaitu tahun 2019 pengunjung Desa Wisata Wringinputih sempat menurun, yakni hanya terdapat 25 ribu wisatawan yang berkunjung.Bahkan di tahun 2020, wisatawan yang datang di Desa Wringinputih turun lagi menjadi 1 ribu.

Grafik Pengunjung Desa Wisata Wringinputih

ribu Orang

No Data Found

Omset Desa Wisata Wringinputih

 

Pada tahun 2017, pengelola mencatat penghasilan dari sektor pariwisata yaitu sebesar 215 juta. Omset Desa Wisata Wringinputih kembali naik di tahun 2018, yakni menembus pada angka Rp 256 ribu.

 

Omset Desa Wringinputih sempat turun akibat adanya wabah covid yang membatasi operasional wisata terutama pembatasan pengunjung. Seperti tahun 2019, omset yang didapat berkurang menjadi 102 juta.

 

Pariwisata yang kian lesu akibat  wabah covid di tahun 2020. Akibatnya, omset pariwisata juga menurun. Setidaknya hanya ada pemasukan sekitar Rp 4 juta.

Grafik Omset Desa Wisata Wringinputih

juta Rupiah

No Data Found

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di: