Grebek Suro, Tradisi Warga di Banyuwangi Jaga Toleransi

 Ilustrasi Tumpeng, Sumber Foto: Istock
 Ilustrasi Tumpeng, Sumber Foto: Istock

BANYUWANGI – Dalam tradisi Grebek Suro, warga Dusun Sidomulyo, Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Banyuwangi, membuktikan indahnya toleransi antar umat beragama. Tiga agama yang ada di Dusun itu, yakni Islam, Hindu dan Kristen saling bergantian memanjatkan doa di tengah rangkaian acara tersebut, Rabu malam (19/7/2023).

 

Dalam rangkaian acara selamatan bumi itu, masyarakat berdoa dengan dipimpin oleh perwakilan tokoh masing-masing agama. Usai doa, ritual diakhiri dengan menyantap tumpeng bersama.

 

“Ini kegiatan rutin tahunan. Tujuannya, memohon berkah keselamatan dusun di momen tahun baru Hijriah. Sekaligus nguri-nguri tradisi warisan leluhur,” kata Kepala Desa Jambewangi, Maskur.

 

Ritual diawali dengan mengarak tumpeng berkeliling dusun. Tumpeng dibuat dengan hiasan unik yang seluruhnya terlihat indah dengan ornamen janur kuning. Warga juga menghiasnya dengan beragam hasil bumi.

 

Tidak hanya itu, warga juga membuat tumpeng dengan berbagai macam bentuk. ada yang ditata sperti miniatur rumah. Ada juga yang dibuat mirip bangunan masjid.

 

Arak-arakan tumpeng diiringi dengan alunan musik hadrah. Warga ikut berbondong-bondong mengiringi di belakangnya. Seluruhnya terlihat kompak, gembira. Usai diarak, seluruh tumpeng dikumpulkan di lapangan dusun.

 

Maskur melanjutkan, jumlah tumpeng yang dibuat warga mencapai 5000 tumpeng. Seluruhnya hasil swadaya warga secara gotong royong.

 

Seluruh warga berdoa untuk meminta keselamatan. Selain itu, mereka juga berdoa untuk para pejuang kemerdekaan Negara Indonesia.

 

“Ini juga momen menjelang Agustus, kami mendoakan semoga para pahlawan yang sudah berjuang untuk kemerdekaan,” tegasnya.

 

Penulis: Ilham
Editor: Danu

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *