JAYAPURA, – Pemerintah Kabupaten Jayapura terus berupaya menekan penanganan stunting di daerahnya. Upaya intervensi stunting terus dilakukan dengan melakukan penguatan di 139 kampung yang menjadi fokus menekan angka stunting di Bumi Knambai Umbai.
“Penanganan stunting ditangani bukan di daerah perkotaan tapi di kampung-kampung. Untuk bisa mengurangi data prevalensi, penanganan stunting dari distrik hingga ke kampung-kampung harus tepat,” kata Penjabat Bupati Jayapura Triwarno Purnomo, Sabtu (15/7/2023).
Menurutnya, Kabupaten Jayapura sejak Februari 2023 melalui Dinas Kesehatan telah melakukan pengukuran balita yang didukung dengan pemberian vitamin tambah darah. Khusunya untuk remaja putri di tingkat sekolah menengah atas.
“Angka stunting di Kabupaten Jayapura menurut lembaga Survei Gizi Indonesia (SSGI) di 2021 adalah 29 persen. Kemudian di 2022 turun menjadi 20 persen, sementara tahun ini sudah di angka 19,3 persen,” ujarnya.
Dia menambahkan, anak-anak yang terukur dan teridikasi stunting akibat kekurangan gizi yang cukup lama, anak stunting pada masa balita, mengalami infeksi yang berlanjut. Oleh karena itu, pihaknya melakukan intervensi baik spesifik dan sensitive tergantung tingkat stunting anak tersebut.
Lebih lanjut, ia menegaskan dalam anggaran belanja kampung menjadi prioritas dan sudah dialokasikan untuk stunting. Sehingga kepala kampung dapat menggunakan anggaran secara tepat sasaran.
“Pada semua kepala kampung tidak bermain-main dengan dana kampung. Porsi stunting, porsi PKK, Paud. Kepala kampung harus ikut bertanggung jawab. Dari kabupaten hingga kampung ada dananya,” tandasnya.
Penulis: Habib
Editor: Rizal Kurniawan