MAGETAN- Ledug Suro adalah salah satu tradisi yang unik dan bersejarah di Magetan. Tradisi ini telah ada sejak zaman dahulu dan masih dilestarikan oleh masyarakat setempat hingga saat ini. Ledug Suro merupakan perayaan yang melibatkan masyarakat dalam proses menumbuk padi secara tradisional menggunakan alat yang disebut lesung.
Ledug Suro diadakan setiap tahun pada tanggal 1 Suro dalam penanggalan Jawa, yang bertepatan dengan Tahun Baru Jawa. Perayaan ini memiliki makna penting dalam kehidupan masyarakat Magetan sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. Selain itu, Ledug Suro juga menjadi ajang untuk menjaga dan memperkuat ikatan sosial antara masyarakat yang terlibat dalam prosesi tersebut.
Prosesi Ledug Suro dimulai dengan persiapan yang matang oleh panitia dan masyarakat setempat. Upacara Ledug Suro berlangsung di alun-alun atau lapangan terbuka yang luas. Pada hari perayaan, masyarakat berkumpul dengan membawa lesung dan alat-alat tradisional lainnya. Mereka mengenakan pakaian adat dan melantunkan doa-doa sebagai ungkapan rasa syukur.
Keunikan Ledug Suro
Salah satu keunikan dari Ledug Suro adalah penggunaan alat tradisional yang disebut ledug. Ledug merupakan alat yang terbuat dari batu besar yang diletakkan di atas batu lain yang datar dan kuat, yang disebut ‘lumbung’. Pada saat perayaan, lesung digunakan untuk menumbuk padi secara tradisional. Masyarakat bergantian menumbuk padi dengan alat ini sambil bernyanyi dan bergembira. Proses ini tidak hanya sebagai upaya untuk memisahkan bulir-bulir padi dari sekam, tetapi juga memiliki nilai-nilai sosial dan kebersamaan.
Selama prosesi Ledug Suro, terdapat juga atraksi budaya yang menarik perhatian banyak orang. Misalnya, ada pertunjukan tari tradisional seperti tari topeng atau tari rakyat. Tarian ini dilakukan oleh penari-penari yang mengenakan kostum khas daerah Magetan. Selain itu, ada juga pertunjukan musik tradisional seperti gamelan atau kuda lumping yang menambah semarak suasana.
Ratih seorang warga Magetan mengungkapkan, rebutan berkah roti bolu rahayu ini merupakan puncak acara dari perayaan tradisi Ledug Suro yang digelar Pemerintah Kabupaten Magetan setiap satu tahun sekali menjelang tahun baru Islam. Acara ini digelar sekitar pukul 15.30 WIB dengan pengamanan ketat polisi setempat.
“Setiap tahun saya pasti ikut rebutan roti bolu ini. Warga Magetan percaya jika berhasil mendapatkan bolu rahayu tersebut akan mendapatkan berkah dan diberi kemudahan dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Ratih
Makanan tradisional juga menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Ledug Suro. Masyarakat Magetan menyajikan hidangan khas seperti nasi tumpeng, pecel, soto, dan jajan pasar. Makanan-makanan ini dibagikan kepada semua peserta acara sebagai simbol persatuan dan kebersamaan dalam menjaga tradisi warisan nenek moyang.
Selain keunikan dalam prosesi dan atraksi budaya, Ledug Suro juga memiliki makna spiritual yang dalam. Masyarakat Magetan percaya bahwa perayaan ini dapat membawa keberkahan dan kesuburan bagi hasil pertanian di tahun yang akan datang. Tradisi ini juga mengajarkan nilai kebersamaan, gotong royong, dan penghargaan terhadap tradisi serta warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan.
Selain itu, Ledug Suro juga menjadi ajang untuk memperkenalkan generasi muda dengan kegiatan tradisional yang ada di Magetan. Melalui partisipasi dalam perayaan ini, para pemuda dapat belajar tentang nilai-nilai budaya dan tradisi yang telah diteruskan dari generasi ke generasi. Hal ini penting untuk memastikan bahwa budaya dan tradisi lokal tetap hidup dan tidak terlupakan di tengah modernisasi yang terus berkembang.
Ledug Suro juga mencerminkan keselarasan antara manusia dan alam. Dalam proses menumbuk padi secara tradisional, masyarakat Magetan menjaga keseimbangan dengan alam dan menghargai hasil bumi yang diberikan. Mereka meyakini bahwa dengan menghormati alam dan menjalankan tradisi dengan baik, mereka akan terus mendapatkan berkah dan keberlimpahan dari alam sekitar.
Perayaan Ledug Suro di Magetan tidak hanya melibatkan masyarakat setempat, tetapi juga menarik minat wisatawan dari berbagai daerah. Wisatawan yang datang dapat menyaksikan keunikan prosesi Ledug Suro, menikmati atraksi budaya, dan merasakan kehangatan serta keramahan masyarakat Magetan. Perayaan ini juga memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk memperoleh pengalaman yang berbeda dan mempelajari kebudayaan Jawa Timur secara lebih mendalam.
Editor: Ani