Ubah Sampah Plastik Jadi Solar

Warga kepulauan seribu membuat inovasi dengan mengubah sampah plastik menjadi BBM. Berkat ketekunan Mahriah edukasi sampah di Kepulauan Seribu telah berjalan baik. Tercatat, sebanyak 52 persen KK sudah memilah sampah rumah tangga mereka.
Ilustrasi tumpukan sampah. Sumber foto: Istimewa
Ilustrasi tumpukan sampah. Sumber foto: Pixabay

KEPULAUAN SERIBU – Keindahan pulau seribu harus pudar karena permasalahan sampah di sekitarnya. Terlihat sampah-sampah plastik mengapung mencemari air laut. Kondisi ini semakin miris, saat melihat fakta bahwa Kepulauan Seribu tak memiliki satupun tempat pengolahan sampah (TPS) untuk menampung sampah yang kian hari makin menggunung.

 

Pada tahun 2020 timbunan sampah tertinggi di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu tercatat sebanyak 3.617 kg per bulan. Diantara timbunan sampah tersebut terdapat 400 kg sampah plastik.

 

Biasanya, sampah-sampah dari Kepulauan Seribu dikumpulkan, lalu diangkut menggunakan kapal ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Jawa Barat. Hal ini memerlukan biaya mencapai puluhan juta rupiah untuk sekali angkut, lantaran harus menyewa kapal pengangkut.

 

Melihat kenyataan itu, Mahriah, seorang guru sekolah dasar berusia 49 tahun tergerak hatinya untuk memerangi permasalahan sampah di Kepulauan Seribu. Setiap hari ia dengan sabar memberi edukasi kepada warga pulau untuk mengolah sampah menjadi barang yang bermanfaat.

Mahariah saat menerima penghargaan Kalpataru oleh presiden Jokowi. Sumber foto: Istimewa
Mahariah saat menerima penghargaan Kalpataru oleh presiden Jokowi. Sumber foto: Istimewa

 

”Kami ingin potong jalur itu agar sampah setidaknya bisa dikelola di sini dulu. Sisanya baru dibuang ke Bantar Gebang,” ujar Mahariah.

 

Mahariah mengumpulkan 60 anak didiknya. Mereka diajak bermain di pantai sembari memunguti sampah. Sampah yang terkumpul didaur ulang menjadi barang-barang kaya manfaat seperti tempat pensil, tas dan tong sampah. Mahariah juga mengajak komunitas-komunitas selam untuk selalu memungut sampah sebelum memulai kegiatan menyelam.

 

Saat ini, belasan tong sampah yang terbuat dari botol plastik bekas terpajang di sudut-sudut jalan di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta. Benda itu seakaan menjadi saksi perjuangan masyarakat Kepulauan Seribu yang tengah berupaya memerangi sampah plastik.

Tak hanya itu, kini warga kepulauan seribu juga telah memanfaatkan mesin pirolisis untuk mengubah sampah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM).

 

Dirikan Komunitas Rumah Hijau

 

Mahariah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kebersihan lingkungan dengan membentuk Rumah Hijau. Komunitas ini beranggotakan para ibu dari warga sekitar. Anggota komunitas diedukasi membentuk rumah tangga yang ramah lingkungan dan berketahanan pangan. Salah satu kegiatannya yaitu menanam mangrove secara rutin.

 

Rumah Hijau juga menjadi rumah untuk melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pengolahan sampah menjadi kompos. Anak-anak dan remaja diajari ramah lingkungan melalui program Sekolah Iklim.

 

Selanjutnya, Mahariah juga mengajak dan mengedukasi masyarakat Pulau Pramuka untuk mengembangkan sayuran hidroponik di halaman rumahnya. Hal ini ia lakukan untuk memutus ketergantungan warga Pulau Pramuka akan pasokan sayuran dari Muara Angke, Jakarta yang memerlukan biaya yang cukup besar.

 

Mengubah Sampah Plastik jadi BBM

 

Keberhasilan Mahariah bersama timnya dalam memerangi sampah membuatnya mendapatkan dukungan positif dari berbagai pihak. Salah satunya dari PT Astra International Tbk yang memberi bantuan alat mesin Pirolisis. Mesin ini dapat mengubah sampah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM) berupa solar.

 

Pemkab Kepulauan Seribu sudah memanfaatkan mesin pirolisis yang dapat mengubah plastik menjadi BBM jenis solar di Pulau Pramuka, Kelurahan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu Utara. Adapun hasilnya dimanfaatkan untuk keperluan nelayan dalam transportasi.

 

“Ke depan kami harapkan mesin pirolisis plastik ini tidak hanya di Pulau Harapan saja, tetapi di semua pulau pemukiman sehingga selain bisa mengurangi sampah, manfaatnya juga bisa dirasakan oleh nelayan Kepulauan Seribu,” tutur Bupati Kepulauan Seribu Junaedi.

Mesin pirolisis Kepulauan Seribu. Sumber foto: Istimewa
Mesin pirolisis Kepulauan Seribu. Sumber foto: Istimewa

Teknologi pirolisis telah digunakan pada bank sampah di Pulau Pramuka yang dikelola secara kolaboratif bersama komunitas Rumah Hijau. Dimana setiap warga dapat menukarkan sampah plastik sebanyak 3 kg dengan mendapatkan 1 liter solar yang dapat digunakan secara langsung.

 

Program pendampingan masyarakat di Pulau Pramuka dan Pulau Panggang berbasis rumah tangga.  Program berfokus untuk merespon isu lingkungan, pangan dan ekonomi. Adapun beberapa program yang sukses dilakukan diantaranya:

 

  1. Bank Sampah
  2. Rumah Bibit dan Kebun Sayuran (Hidroponik)
  3. Layanan Edukasi Sampah
  4. Sedekah untuk Bumi (Penanaman Mangrove, Terumbu Karang, Pohon Pantai Endemik, dan Lubang Resapan Biopori)
  5. Rumah Produksi Pasca Panen
  6. Lab Plastik (Pirolisis dan Daur Ulang)

 

Data Timbunan Sampah di Indonesia Tahun 2022

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Inovasi Lainnya