Desa Balibante Wakili Indonesia di Ajang Best Tourism Village

Pemandangan alam yang hijau dan nuansa asri pedesaan menjadi daya tarik Desa Wisata Balibante Sumber Foto: jadesta.kemenparekraf.go.id
Pemandangan alam yang hijau dan nuansa asri pedesaan menjadi daya tarik Desa Wisata Balibante Sumber Foto: jadesta.kemenparekraf.go.id

LOMBOK TENGAHDesa Wisata Balibante yang berada di Kabupaten Lombok Tengah mendapat kepercayaan mewakili Indonesia di ajang Best Tourism Village UNWTO 2023. Sebelumnya, pada 2022 lalu, Desa Wisata Tetebatu, Lombok Timur juga mendapat kepercayaan untuk mewakili Indonesia di ajang yang sama.

 

“Kami selaku Pokdarwis, Pemerintah, dan juga masyarakat Desa Wisata Hijau Bilebante merasa bangga dan bersemangat mewakili Indonesia dalam ajang ini. Segala persiapan, dari sosialisasi hingga nanti penilaian sudah kami siapkan seluruhnya,” ujar Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Jari Solah Desa Bilebante, Pahrul Azim, Minggu (25/6/2023).

 

Dalam ajang Best Tourism Village ini, Desa Wisata Hijau Bilebante akan bersaing dengan perwakilan dari berbagai negara di seluruh dunia. Dengan masuknya Desa Wisata Hijau Bilebante mewakili Indonesia, diharapkan mampu membawa nama baik Lombok Tengah di kancah internasional.

 

“Dari Indonesia sendiri ada delapan desa wisata yang mewakili Indonesia dan kami salah satunya. Nanti di internasionalnya akan bersaing dengan perwakilan desa wisata berbagai negara. Para juri akan menilai berbagai aspek, termasuk keberlanjutan lingkungan, pelestarian budaya, partisipasi masyarakat, dan inovasi dalam pengembangan pariwisata,” jelasnya.

 

Melalui momen ini, Desa Wisata Bilebante diharapkan mampu membawa nama baik Lombok Tengah untuk Indonesia di kancah dunia. Serta, pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

 

Pahrul juga membeberkan, alasan Desa Wisata Hijau Bilebante bisa terpilih mewakili Indonesia dalam ajang Best Tourism Village UNWTO 2023. Pemilihan Desa Wisata Hijau Bilebante didasarkan pada komitmen dan inovasi yang ditunjukkan oleh masyarakat desa dalam membangun dan menjaga keberlanjutan pariwisata.

 

“Kemudian, kearifan lokal yang kaya, seperti tradisi pertanian organik, kerajinan tangan tradisional, dan seni pertunjukan daerah. Pelibatan masyarakat desa dalam pengambilan keputusan, pelatihan keterampilan, dan pengelolaan usaha pariwisata. Hal inilah yang memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal dan kesejahteraan penduduk desa,” tutupnya.

 

Penulis: Erdhi

Editor: Rizal

Print Friendly, PDF & Email
Ikuti berita Kolomdesa.com terupdate di:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *