MAMUJU – Bencana tanah longsor terjadi di Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat mengakibatkan jalan umum hanya bisa dilalui oleh pengendara motor saja. Ini buntut hujan lebat yang terjadi pada bencana hidrometeorologi basah yang melanda dua kecamatan pada Selasa (20/6/2023) lalu.
“Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mamuju menginformasikan dua dusun tersebut, yaitu Dusun Saluleang dan Salu Palli, berada di Desa Salleto, Kecamatan Simboro. Meskipun masih terisolir, genangan di des aini berangsur-angsur surut,” ujar Plt. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari dalam keterangannya, Jumat (23/6/2023).
Bencana itu pun terjadi setelah hujan dengan intensitas hujan tinggi. Banjir dilaporkan BPBD berlangsung pada 14.00 WITA.
Pada laporan awal, ada dua wilayah terdampak. Keempatnya antara lain Desa Salleto, Kecamatan Simboro, dan Desa Botteng Utara, Kecamatan Tapalang.
“Dampak korban jiwa tercatat mencapai 109 KK atau 439 jiwa. Sedangkan kerusakan teridentifikasi yang dilaporkan BPBD antara lain rumah rusak berat 5 unit dan rusak ringan 2, serta 100 unit lainnya terdampak,” katanya.
Abdul pun menyebut, berkaca pada kajian inaRISK, sebanyak 10 kecamatan di Kabupaten Mamuju memiliki potensi bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi. Dua wilayah yang terdampak banjir termasuk pada wilayah dengan potensi tersebut.
Di samping itu, Abdul juga mengatakan bahwa berdasarkan peringatan dini cuaca sehari ke depan, wilayah Sulawesi Barat masih berpotensi angin kencang. Oleh karena itulah, BNPB mengimbau untuk tetap waspada terhadap ancaman bahaya hidrometeorologi basah, meskipun sebagian besar wilayah Indonesia khususnya bagian tengah ke barat sudah masuk musim kering.
“Menghadapi berbagai ancaman, seperti angin kencang, banjir dan longsor, masyarakat diharapkan memiliki rencana kesiapsiagaan keluarga, dan senantiasa memantau prakiraan cuaca dari institusi yang berwenang,” tandasnya.
Penulis: Ulfa
Editor: Danu