Site icon Kolom Desa

Warga Desa Diberi Edukasi tentang Politik Gagasan

Dr. R. Graal Taliawo, S.Sos., M.Si saat Safari Politik Gagasan ke Halmahera Barat. Sumber foto: Istimewa

Dr. R. Graal Taliawo, S.Sos., M.Si saat Safari Politik Gagasan ke Halmahera Barat. Sumber foto: Istimewa

HALMAHERA BARAT, – Tokoh muda Maluku Utara Graal Taliawo konsisten melanjutkan Safari Politik Gagasan ke Kabupaten Halmahera Barat. Sebelumnya, pihaknya mengunjungi Kabupaten Halmahera Timur pada Januari dan Maret lalu ke Kabupaten Halmahera Tengah.

 

“Safari politik gagasan ini murni saya lakukan untuk edukasi politik warga supaya praktik politik kita dewasa dan bermartabat,” ujarnya, Senin (19/6/2023).

 

Graal menekankan urgensi untuk menyudahi dan mengeliminasi politik transaksional, lalu beralih pada politik gagasan. Doktor ilmu politik ini mengatakan warga perlu menguji dan menimbang beberapa hal kepada setiap kandidat. Di antaranya agenda kerja apakah rasional dan kompatibel dengan tupoksi mereka kelak, jangka waktu efektivitas dan efisiensinya, kinerja dan rekam jejak, serta modal intelektual, modal ekonomi, dan modal sosial.

 

“Ini sangat penting dilakukan. Saya mau nanti kandidat tako datang ke desa-desa ini. Dong berpikir bahwa warga di sini kritis-kritis sekali dan tidak bisa dibeli,” kata Graal.

 

Menurutnya, sebagai pemilih (termasuk orang desa) harus cerdas. Pemilih sebagai pemberi suara adalah jantung untuk melahirkan pejabat publik yang bermutu, berkualitas, dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.

 

“Menyapa beberapa titik di Halmahera Barat, seperti Balisoan, Todowongi, Bataka, Gam Ici, Barataku, Tuguis, Graal memulai setiap diskusi dengan menyajikan data-data permasalahan di Indonesia secara umum dan Maluku Utara secara khusus,” tuturnya.

 

Tokoh akademisi ini menampilkan angka-angka dari sumber kredibel seperti indeks demokrasi, indeks korupsi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Melalui ini, Graal mengajak warga untuk memahami penyebab dari masalah-masalah tersebut.

 

“Salah satu hulu penyebabnya adalah adanya penyakit/patologi dalam demokrasi kita, yang ditandai dengan adanya praktik politik transaksional (jual-beli suara) serta politisasi identitas saat pemilihan umum,” katanya.

 

Tokoh muda Maluku Utara ini menyadarkan bahwa warga juga kerap terlibat transaksional langsung maupun tidak langsung dan disadari atau tidak. Hingga pasa ujungnya kesejahteraan warga terkooptasi.

 

“Terbatasnya akses internet, kualitas infrastruktur yang kurang, belum adanya akses listrik, serta terbatasnya berbagai layanan publik lainnya adalah contoh dari kesejahteraan kita yang belum bisa dipenuhi akibat penyelenggaraan pemerintahan yang belum optimal, bahkan korup,” tegas Graal.

 

Pria kelahiran Bacan ini membuktikan bahwa warga desa atau kampung juga mampu memahami bahasan politik dalam bahasa ‘tinggi’. Warga dapat mengikuti, bahkan mau berpikir dan terlibat aktif memberikan tanggapan pada sesi tanya-jawab. Mereka bahkan bertahan hingga larut.

 

Graal menyebut warga juga mengungkapkan bahwa diskusi seperti ini boleh. Bagaimana memperkenalkan mereka tentang politik. Karena selama ini hanya tahu politik itu ada suara, ada uang. Kemudian, bagi-bagi sembako, uang dan memolitisasi identitas.

 

“Antusiasme warga terhadap diskusi begitu terasa. Energi positif itu bisa saya rasakan. Gerak tubuh sangat serius dan tatapan mata memerhatikan dengan saksama diselingi anggukan yang sesekali,” imbuhnya.

 

Lebih lanjut, Graal menambahkan pada Pemilu 2024 mendatang tidak boleh sembarang memilih figur pejabat publik. Sebab, jabatan publik harus didelegasikan pada mereka yang benar-benar tepat dan layak. Pihaknya berharap pesta demokrasi yang berlangsung hanya sebentar ini memiliki dampak yang indah dan dapat dirasakan oleh warga dalam masa 4 sampai 5 tahun mendatang.

 

“Jika mau sejahtera, maka praktik di hulu pun harus tepat dan tidak transaksional,” cetusnya.

 

Penulis: Habib

Editor: Rizal Kurniawan

Exit mobile version