Bengkulu – Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengusulkan kepada Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas agar setiap desa dapat mendirikan pangkalan gas elpiji tiga kilogram. Tujuannya untuk menyamakan harga elpiji di desa-desa.
“Saya sudah minta dengan Hiswana Migas agar setiap desa/kelurahan itu ada penyalur atau pengecer resmi, kalau itu terjadi maka harga bisa sama,” kata Rohidin Mersyah, Kamis (15/06/2023).
Rohidin menjelaskan, harga gas mengalami kenaikan dari harga eceran tertinggi (HET) yang diatur pemerintah karena warga yang tinggal di desa terpencil membelinya dari pengecer yang sudah mengambil dari pangkalan.
Untuk mengendalikan harga jual gas bersubsidi di Provinsi Bengkulu saat ini, kata dia, maka dari 1.513 desa dan kelurahan tersebar dalam 10 kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu harus ada pangkalan gas yang menjual sesuai HET sehingga masyarakat bisa membeli sesuai harga ketentuan pemerintah.
“Kalau semuanya sudah ada harganya bisa dikendalikan, dan kalau ada pangkalan yang menjual di luar HET izinnya harus dicabut. Akan tetapi kalau warung yang menjualnya mereka tidak pakai HET,” jelasnya.
Informasi, sebelumnya Pemrov Bengkulu terhitung 1 Juni 2023 mulai memberlakukan HET elpiji 3 kg di Provinsi Bengkulu, yang semula berkisar Rp15.300 per tabung menjadi Rp25.000 per tabung.
Kenaikan HET gas elpiji 3 kg ini diatur dalam Surat Keputusan Gubernur Bengkulu Nomor K.212.B1 tahun 2023 tentang Harga Eceran Tertinggi (HET) elpiji tabung 3 kg di Provinsi Bengkulu.
Naiknya HET gas elpiji 3 kg ini telah memicu kenaikan di dalam masyarakat yang semula membelinya di warung dengan harga Rp20.000 hingga Rp25.000 kini bisa mencapai Rp30.000 per tabung.
Penulis: Hafidus Syamsi
Editor: Rizal