Kolom Desa

Melihat Sejarah Peradaban Masyarakat Toraja dari Desa Panta’nakan Lolo Kesu

Tetua adat sedang memimpin ritual khas Suku Toraja. Sumber foto : Pengelola Desa Wisata Panta'nakan Lolo Kesu'.

TORAJA UTARA – Suku Toraja terkenal dengan masyarakatnya yang memiliki kepercayaan tinggi kepada roh leluhur. Sikap tersebut tercermin dengan adanya makam diatas bukit yang dipercaya sebagai tindakan untuk memuliakan kerabat yang sudah meninggal.

 

Salah satu desa di Kabupaten Toraja Utara tepatnya di Desa Panta’nakan Lolo Kesu’ menjadi medium untuk menginventaris semua peninggalan budaya, adat suku Toraja.  Di tempat ini terdapat sisa peninggalan sejarah yang telah berumur ratusan tahun.

 

Beberapa diantaranya adalah rumah Tongkonan, ukiran dinding, batu menhir, artefak hingga makam gua dan tebing kaum bangsawan Toraja. Berikut ulasannya:

 

Melihat Sejarah Tempat Tinggal Suku Toraja Melalui Tongkonan

 

Tongkonan merupakan tempat tinggal yang mencirikan status sosial masyarakat yang tinggal di Desa Panta’nakan Lolo Kesu’. Tongkonan memiliki bentuk unik dan filosofi yang khas. Di Desa Wisata Panta’nakan Lolo Kesu’ bangunan rumah adat Tongkonan dilestarikan dan dijadikan salah satu wisata sejarah Suku Toraja. 

 

Rumah Adat berbentuk rumah panggung persegi panjang dengan atap menyerupai perahu menggunakan buritan. Menyamakan atap rumah adat dengan tanduk kerbau. Atapnya terbuat dari daun nipah dan kelapa.

 

 Rumah Tongkonan menjadi simbol martabat keluarga dari masyarakat Toraja. Sehingga pembangunannya tidak sembarangan. Dengan bentuk desain, hingga posisi rumah dan tiang-tiangnya rumah adat ini memiliki nilai serta arti yang berbeda-beda.

 

Rumah adat Tongkonan memiliki jenis yang beragam. Tiap rumah dibuat berbeda berdasarkan pada peran pemimpinnya. Dahulu, rumah tongkonan hanya diperuntukkan untuk raja, kepala suku beserta keturunannya.

 

“Wisata favorit di Desa Panta’nakan Lolo Kesu’ berupa  Kete’ Kesu, akan terus kita kembangkan dan kenalkan ke berbagai daerah dan mancanegara,” sebut Ketua Yayasan Desa Wisata Panta’nakan Lolo, YS Dalipang (Kamis, 15/06/2023).

 

Rumah Tongkonan hunian khas masyarakat Suku Toraja. Sumber foto : Pengelola Desa Wisata Panta'nakan Lolo Kesu'.
Rumah Tongkonan hunian khas masyarakat Suku Toraja. Sumber foto : Pengelola Desa Wisata Panta’nakan Lolo Kesu’.

 

Mengingat Kematian Melalui Peti Mayat Erong

 

Salah satu wisata yang lekat dengan nilai- nilai adat Suku Toraja adalah keberadaan peti mayat yang dikenal dengan Erong. Erong tersebut berada di tempat pemakaman vertikal mengikuti dinding bukit yang ditempatkan secara menggantung.

 

Sejak dahulu masyarakat Suku Toraja telah akrab dengan kematiaan. Jenazah akan disemayamkan di rumah Tongkonan. Setelah itu, jenazah diantar ke kompleks pemakaman yang disebut dengan Lakian. 

 

Makam Khas Suku Toraja di sisi bukit yanv menggunakan Peti Mayat bernama Erong. Sumber Foto : Pengelola Desa Wisata Panta’nakan Lolo Kesu’.

 

Memiliki Ukiran Batuan Menhir 

 

Seni ukiran adalah ciri khas masyarakat Suku Toraja. Di Desa Wisata Panta’nakan Lolo Kesu’ juga terdapat batu purba berupa menhir yang telah diukir. Batuan tersebut terkenal dengan sebutan batu tallu. Wisatawan dapat melakukan foto bersama untuk kenang-kenangan ketika berkunjung ke Desa Wisata Panta’nakan Lolo Kesu’.

 

Lokasinya yang berada di ketinggian. Wisatawan yang berkunjung ke Desa Desa Wisata Panta’nakan Lolo Kesu’ dapat menikmati pemandangan Toraja Utara dari atas ketinggian. Wisatawan dapat merasakan gambaran Toraja Utara secara lebih luas.

 

Pengelola Desa Wisata Panta’nakan Lolo Kesu’

 

Desa Wisata Panta’nakan Lolo Kesu’ dikelola oleh yayasan Kete’ Kesu. Bagi wisatawan yang ingin mengetahui lebih mendalam terkait dengan wisata yang ada di Desa Panta’nakan Lolo Kesu’ dapat bertemu dengan pengurus yayasan ini.

 

Selain itu, warga Panta’nakan Lolo Kesu’ juga terlibat dalam menjaga dan merawat wisata yang ada. Wisata yang ada di Kete’ Kesu berupa wisata ada yang ikonik tentu keterlibatan warga sangat penting agar tidak rusak maupun hilang dicuri.

 

Pemerintah Desa (Pemdes) Panta’nakan Lolo Kesu’ sebagai lembaga resmi  juga terlibat dalam jalanya wisata. Selain pembinaan dan perlindungan mengenai legalitas Wisata Panta’nakan Lolo Kesu’, Pemdes  Panta’nakan Lolo Kesu’ juga memberikan bantuan dana awal untuk digunakan sebagai pengembangan.

 

Selain itu, Pemerintah Kabupaten hingga Pusat tentu juga memiliki keterlibatan yang sangat besar mengenai Wisata Panta’nakan Lolo Kesu’ ini. Selain bantuan promosi agar wisata dapat dikenal secara meluas. Apresiasi juga diberokan agar wisata dapat dikembangakan dan terus berjalan hingga menarik wisatawan untuk datang.

 

Pengelolaan Desa Panta’nakan Lolo Kesu’ nantinya akan berkaitan dengan pembagian omset. Omset yang didapat  akan dibagi dengan Pemerintah Daerah sebesar 40 %. Sisanya, yakni 60 % akan digunakan untuk pengembangan dan biaya operasional kegiatan wisata di Desa Panta’nakan Lolo Kesu’.

 

Jam Operasional dan Tiket Masuk

 

Desa Wisata Panta’nakan Lolo Kesu’ buka setiap hari mulai jam 07.00 sampai 16.00 WITA. Namun bagi wisatawan yang ingin menginap, Pengelola akan melakukan pendampingan kegiatan wisata hingga larut malam.

 

Bagi wisatawan yang berniat untuk menginap tidak perlu khawatir terkait dengan tempat. Pengelola menyediakan rumah adat yang dapat disewa oleh wisatawan untuk bermalam.

 

Jika pengunjung ingin memasuki Desa Wisata Panta’nakan Lolo Kesu’ tidak perlu membayar biaya mahal. Tiket masuk  Desa Panta’nakan Lolo Kesu’ hanya Rp 15 ribu untuk setiap orangnya. Wisatawan sudah dapat mengunjungi destinasi yang ada di Desa tersebut.

 

Wisatawan yang ingin bermalam di Desa Wisata Panta’nakan Lolo Kesu’ dapat menyewa homestay yang disewakan oleh pengelola. Wisatawan dapat menyewa per kamarnya dengan harga Rp 50 ribu per malam maupun satu rumah dengan biaya sewa Rp 250 ribu.

 

Rute Menuju Desa Wisata Panta’nakan Lolo Kesu’

 

Pelancong yang berasal dari luar Provinsi Sulawesi Selatan dapat melakukan perjalan terlebih dahulu menuju ke Kota Makassar. Selanjutnya, dapat melanjutkan perjalanan dari Kota Makassar ke Desa Panta’nakan Lolo Kesu’. Kedua kota yang berjarak 318 KM membutuhkan waktu perjalanan selama 7 jam.

 

Wisatawan dapat menggunakan transportasi air dengan menggunakan kapal fery menuju ke Pelabuhan Makassar (Soekarno – Hatta) dari kota asal. Tidak hanya itu, jika ingin menggunakan transportasi udara, wisatawan dapat turun di  Bandara Internasional Hasanuddin, Kota Makassar.

 

Wisatawan dapat menggunakan kendaraan roda empat menuju ke Desa Panta’nakan Lolo Kesu’. Selain memberikan kemudahan untuk membawa barang bawaan. Selain itu, jika membawa rombongan keluarga juga lebih nyaman.

Kedatangan Pengunjung Wisata Panta’nakan Lolo Kesu’

 

Pengunjung  Desa Wisata Panta’nakan Lolo Kesu’  setiap tahun selalu didatangi oleh wisatawan dari berbagai daerah baik lokal maupun asing. Wisatawan tersebut datang untuk menikmati pemandangan Alam dan menikmati Budaya yang ada di Desa Desa Wisata Panta’nakan Lolo Kesu’.

 

Pengunjung Desa Desa Wisata Panta’nakan Lolo Kesu’ pada tahun 2019 mencapai 2000 orang. Kemudian pada tahun 2020 sempat mengalami kenaikan jadi 3000 orang.

 

Pengunjung pada tahun 2021 pengelola tidak mencatat jumlah wisatawan yang datang lantaran setiap harinya sepi akibat adanya covid-19. Hal inilah penyebab wisatawan yang datang ke Desa Wisata Panta’nakan Lolo Kesu’ menurun.

 

Kendati demikian, Wisatawan Desa Wisata Panta’nakan Lolo Kesu’ pada tahun 2022 kembali berdatangan. Pengelola mencatat ada sekitar 7000 orang datang untuk menikmati wisata alam dan budaya di Desa Wisata Panta’nakan Lolo Kesu’.

Omset Desa Wisata Panta’nakan Lolo Kesu’

 

Omset Desa Wisata Panta’nakan Lolo Kesu’ dari hasil Pariwisata setiap tahunnya selalu berubah. Sejalan dengan Wisatawan yang datang ke Desa Wisata Panta’nakan Lolo Kesu’.

 

Omset Desa Wisata Panta’nakan Lolo Kesu’ pada tahun 2019 yakni sebesar Rp 20 juta. Kemudian pada tahun 2020, Omset Desa Wisata Panta’nakan Lolo Kesu’ naik menjadi Rp 30 juta.

 

Omset sempat menurun di tahun 2021 yang disebabkan oleh wabah covid-19. Karena Wisatawan yang datang tidak terlalu banyak, bahkan sepi. Pengelola tidak mendapatkan omset seperti tahun-tahun sebelumnya.

 

Animo wisatawan yang kembali meningkat di tahun 2022. Omset Desa Wisata Panta’nakan Lolo Kesu’ kembali naik. Pengelola mencatat keuntungan dari hasil Pariwisata menembus Rp 70 juta.

Exit mobile version